Badan Energi Atom Internasional (IAEA) (Foto: Tehran Time)
Vienna, Jurnas.com - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengatakan, uranium yang diperkaya Iran lebih dari lima kali batas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 dengan negara adidaya.
IAEA mengatakan bahwa pada 19 Februari 2020, persediaan Iran mencapai 1.510 kilogram, berlawanan dengan batas 300 kg yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Beberapa ahli menganggap level ini untuk menyediakan bahan yang cukup untuk menghasilkan senjata nuklir. Namun, masih perlu beberapa langkah lagi, termasuk pengayaan lebih lanjut, agar cocok untuk digunakan dalam senjata.
Laporan itu mengatakan bahwa Iran belum memperkaya uranium di atas 4,5%. Tingkat pengayaan yang dibutuhkan untuk penggunaan senjata sekitar 90%.
Kesepakatan 2015 tegantung sejak Amerika Serikat (AS) keluar dari pakta tersebut pada Mei 2018 dan mengenakan sanksi menyengat terhadap Iran, khususnya yang menargetkan sektor minyak vitalnya.
Laporan IAEA terbaru tentang kesepakatan itu datang hanya beberapa hari setelah pertemuan di Wina dari anggota pakta nuklir yang tersisa untuk kesepakatan yang berakhir tanpa rencana yang jelas.
Kesepakatan nuklir 2015 diteken antara Iran dengan enam negara besar yaitu Inggris, AS, Rusia, Prancis, Jerman dan China. Kesepakatan itu mencakup pembatasan program nuklir Iran dan penurunan sanksi internasional.
Iran Sanksi 15 Pejabat AS
Kesepakatan Nuklir Uranium Iran Badan Tenaga Atom Internasional