Sabtu, 23/11/2024 12:30 WIB

Salahi Aturan, Facebook Hapus Iklan Kampanye Trump

Raksasa media sosial, Facebook Inc, menghapus iklan kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, karena meminta pengguna mengisi sebuah sensus yang tidak resmi.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyampaikan pidatonya selama pertemuan di Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB, New York, 24 September 2019. (Foto: AFP)

San Francisco, Jurnas.com - Raksasa media sosial, Facebook Inc, menghapus iklan kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, karena meminta pengguna mengisi sebuah sensus yang tidak resmi.

Iklan yang berasal dari halaman presiden Republik dan Wakil Presiden Mike Pence itu ditautkan ke sebuah survei di laman web kampanye resmi, dan kemudian ke halaman donasi.

"Kami membutuhkan orang Amerika Patriotik seperti Anda untuk merespons sensus ini, sehingga kami dapat mengembangkan strategi kemenangan untuk Negara Anda," demikian bunyi iklan itu.

Newsletter Popular Information, yang pertama kali dilaporkan di iklan, mengatakan bahwa Facebook awalnya mengatakan mereka tidak melanggar kebijakannya.

Pendukung hak-hak sipil mengatakan mereka mendorong Facebook untuk menghapus iklan itu, dan Facebook mengonfirmasi bahwa iklan itu akan ditinjau ulang.

Sebelumnya, Facebook mendapatkan kecaman karena mengizinkan politisi menjalankan iklan yang menyesatkan. Karenanya, pada Desember tahun lalu, platform tersebut membatasi iklan berupa sensus yang dikhawatirkan dapat disalahgunakan untuk mengacaukan pemilu.

"Ada kebijakan yang dibuat untuk mencegah kebingungan di sekitar Sensus resmi AS, dan ini adalah contoh dari yang ditegakkan," kata juru bicara Facebook Andy Stone dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters pada Jumat (6/3).

Pada Kamis sebelumnya, Ketua DPR AS Nancy Pelosi, melancarkan komentar keras kepada Facebook, sebelum memutuskan untuk menghapus iklannya.

"Saya tahu motif laba adalah model bisnis mereka. Tapi itu tidak harus dengan biaya menghitung siapa yang ada di negara kita, sehingga kita dapat menyediakan layanan dan sisanya," tegas Pelosi dalam konferensi pers.

KEYWORD :

Donald Trump Amerika Serikat Iklan Facebook




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :