Pembersih Tangan atau Hand Sanitizer (Foto: Time)
Singapura, Jurnas.com - Wabah virus corona baru atau Covid-19 menyadarkan masyarakat pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air, sebagai bentuk perlindungan dasar terhadap virus tersebut.
Selain mencuci tangan, kini masyarakat juga tengah gandrung dengan penggunaan pembersih tangan atau hand sanitizer, yang mulai langka ditemukan di toko-toko terdekat.
Padahal, menurut Wakil Direktur Medis di Parkway Shenton, Dr. Edwon Chng, hand sanitizer bukan merupakan pertahanan yang utama.
"Sanitizer tangan hanya boleh digunakan jika sabun dan air tidak tersedia," kata Dr Edwin Chng dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (6/3).
Selain itu, Dr. Chng juga mengimbau masyarakat berhati-hati sebelum membeli hand sanitizer. Pasalnya, kandungan 60 persen alkohol tidak bisa ditoleransi.
"Pembersih tangan tanpa alkohol atau konsentrasi alkohol yang lebih rendah mungkin tidak bekerja dengan baik untuk banyak jenis kuman, dan hanya mengurangi pertumbuhan kuman daripada membunuh mereka secara langsung," terang dia.
Namun saat ini, menurut keterangan konsultan senior di Divisi Penyakit Menular Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura, Dr. Jyoti Somani, ada banyak hand sanitizer yang justru mengandung air sebagai bahan utama.
"Ini berarti konsentrasi alkohol akan kurang dari 60 persen, dan tidak akan efektif melawan virus SARS-Co-V-2 yang menyebabkan Covid-19," ujar Somani dalam kesempatan berbeda.
Dan yang terpenting, harga juga bukan menjadi indikasi keampuhan sanitizer. "Hanya karena suatu produk lebih mahal tidak berarti itu lebih baik daripada agen pembersih standar," tegas dia.
Jika tertarik membuat pembersih tangan sendiri di rumah, Anda dapat mencari sejumlah bahan kimi seperti benzalkonium klorida (0,05 persen), hidrogen peroksida isopropanol (50 persen), isopropanol (50 persen) dan povidone-iodine (0,1 persen hingga 0,5 persen).
KEYWORD :Pembersih Tangan Hand Sanitizer Virus Corona