Masyarakat Iran (foto: Anfenglish)
Jakarta, Jurnas.com - Korban tewas di Iran akibat virus corona meningkat menjadi 145 orang. Hal itu disampaikan Kementerian Kesehatan negara itu menyusul kematian salah satu anggota dewan karena terjangkit virus tersebut, Sabtu (07/03) waktu setempat.
Sebelumnya 21 orang meninggal karena penyakit COVID-19 dari 1.076 kasus baru dilaporkan di seluruh negeri dalam 24 jam terakhir, juru bicara Kianoush Jahanpour mengatakan pada konferensi pers di ibukota Teheran dilansir Middleeast Monitor.
"Angka terbaru membawa jumlah total infeksi menjadi 5.823. Sebagian besar kasus baru, tambahnya, berada di provinsi Teheran, Qom, Gilan, Isfahan, Alborz, Markazi, dan Qazvin," kata Johanpur.
Sebelumnya pada hari Sabtu, anggota parlemen Iran Fatemeh Rahbar meninggal karena virus. Rahber, anggota Partai Koalisi Islam, dirawat di rumah sakit dan dirawat intensif pada hari Kamis, di mana dia meninggal.
Dia adalah salah satu dari banyak pejabat publik yang memerangi virus, termasuk termasuk wakil presiden, anggota parlemen lainnya, dan wakil menteri kesehatan.
Sementar itu, Turki, di mana tidak ada kasus pasti dari virus korona, bulan lalu menutup perbatasan daratnya dan menghentikan perjalanan udara ke Iran.
Selain Italia dan Korea Selatan, Iran adalah negara yang terkena dampak terburuk sejak wabah penyakit di Cina Desember lalu.
Sebagai bagian dari upayanya mengendalikan virus, Teheran telah mengambil beberapa langkah, termasuk penutupan semua sekolah dan institusi pendidikan tinggi, membatalkan acara olahraga nasional, serta melarang pejabat pemerintah meninggalkan negara itu.
Pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina Desember lalu, virus ini telah menyebar ke lebih dari 80 negara.
Korban kematian global mendekati 3.500, dengan sekitar 100.000 kasus yang dikonfirmasi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebagai bagian dari upaya mengatasi wabah tersebut, pemerintah telah menutup perbatasan dan menunda perjalanan darat dan udara dengan negara-negara yang paling terpukul seperti Cina, Iran, dan Italia.
Setelah menyatakan wabah sebagai darurat kesehatan internasional, WHO kemudian meningkatkan tingkat risiko global menjadi "sangat tinggi."
KEYWORD :Virus Corona Warga Iran