Sabtu, 21/12/2024 19:16 WIB

Arab Saudi Kunci Wilayah Mayoritas Syiah dengan Dalih Virus

Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan, tidak ada yang akan diizinkan untuk masuk atau keluar dari Qatif dan pekerjaan di semua sektor publik dan swasta di wilayah tersebut telah ditangguhkan dengan pengecualian lembaga yang menyediakan layanan yang diperlukan.

Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 9 Oktober 2018 (Foto: Onur Coban/Anadolu Agency)

Riyadh, Jurna.com - Arab Saudi memberlakukan penutupan di wilayah Qatif yang kaya minyak dan berpenduduk Syiah dengan alasan mencegah penyebaran virus corona.

Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan, tidak ada yang akan diizinkan untuk masuk atau keluar dari Qatif dan pekerjaan di semua sektor publik dan swasta di wilayah tersebut telah ditangguhkan dengan pengecualian lembaga yang menyediakan layanan yang diperlukan.

"Mengingat semua 11 kasus positif yang tercatat dari virus korona baru berasal dari Qatif, telah diputuskan untuk sementara waktu menangguhkan masuknya (masuk) dan keluar dari Qatif," bunyi pernyataan itu pada Minggu (8/3).

Warga di Provinsi Timur, yang termasuk Qatif, sudah lama menuntut diakhirinya diskriminasi rezim Riyadh. Negeri Petro Dolar itu menghadapi protes sejak 2011, ketika gelombang pemberontakan menghantam monarki Arab yang diktator di Asia Barat dan Afrika Utara.

Kerajaan meningkatkan langkah-langkah keamanan di wilayah itu, yang juga menyaksikan penembakan dan pemboman mematikan yang menargetkan pasukan keamanan atau warga Syiah.

Arab Saudi juga meningkatkan penangkapan bermotif politik, penuntutan, dan hukuman terhadap penulis pembangkang damai dan aktivis hak asasi manusia.

Protes anti-rezim meningkat di provinsi itu setelah eksekusi ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr Baqir al-Nimr Januari 2016, seorang pengkritik vokal dinasti berkuasa Al Saud.

Pada 2017, pasukan rezim Saudi menyerbu desa kuno Maswarah di provinsi yang sama. Pihak berwenang dikatakan berusaha untuk merobohkan rumah-rumah milik penduduk miskin setempat dengan dalih mengembangkan wilayah tersebut.

Kantor gubernur Provinsi Timur menekankan pada saat itu bahwa Maswarah dan desa-desa kuno yang serupa tidak boleh dibongkar karena penggerebekan seperti itu tidak sesuai dengan instruksi untuk melestarikan situs bersejarah.

Bulan lalu, laporan media mengatakan pemerintah  Arab Saudi akan mengeksekusi belasan pembangkang kecil dari Provinsi Timur.

Situs berita Al-Ahed berbahasa Arab yang berbasis di Lebanon, mengutip Organisasi Hak Asasi Manusia Saudi Eropa (ESOHR) melaporkan, penduduk Qatif menghadapi hukuman mati di berbagai tingkat litigasi.

Di antara para tahanan yang sudah menjalani hukuman mati adalah Muhammad Issam al-Faraj, lahir pada tahun 2002, yang menghadapi dakwaan sebelum mencapai usia sepuluh tahun.

Mereka yang dieksekusi dikubur sendirian dan keluarga mereka tidak diizinkan untuk mengucapkan selamat tinggal atau menerima surat wasiat orang yang mereka cintai.

Organisasi hak asasi manusia telah berulang kali mengkritik Inggris dan Amerika Serikat karena memberikan rezim Saudi jalan yang mudah untuk melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyatnya sendiri. (Press TV)

KEYWORD :

Virus Corona Wilayah Qatif Mazhab Syiah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :