Gunung Everest (Foto: CNN)
Beijing, Jurnas.com - China menutup sementara perizinan pendakian Gunung Everest, di tengah wabah virus corona baru (Covid-19) yang kini statusnya sudah naik menjadi pandemi global.
Padahal pertengahan bulan ini musim semi akan dimulai, yang biasanya dijadikan musim pendakian setiap tahun, di mana tahun 885 orang mencapai puncak Everest, 644 dari jalur Nepal dan 241 lainnya dari jalur Tibet, China.
Dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (12/3), jalur Nepal hingga saat ini tetap terbuka untuk pendaki, meski sejumlah operator ekspedisi telah melakukan pembatalan, sementara pendaki diminta untuk menyerahkan sejarah perjalanan selama 14 hari terakhir dan laporan medis.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
"Pihak berwenang China telah memberi tahu kami bahwa gunung itu akan ditutup dari sisi utara," kata Lukas Furtenbach dari Furtenbach Adventures yang berbasis di Austria kepada AFP. Karenanya, ia akan memindahkan 11 pelanggannya ke jalur Nepal.
Daerah wisata di Tibet telah ditutup sejak Januari, menurut kantor pariwisata setempat. Asosiasi Gunung Tibet China, yang mengeluarkan izin untuk pendakian Gunung Everest, belum memberikan komentar.
Perusahaan lain, Alpenglow Expeditions, juga telah membatalkan rencananya untuk menanjak Everest, di tengah wabah Covid-19.
"Saya setuju dengan keputusan China. Bertanggung jawab. Mendaki gunung saat ini tidak sebanding dengan risiko penularan di Base Camps, atau saat kembali ke rumah," ujar Adrian Ballinger dari Alpenglow Expeditions dalam sebuah pernyataan.
"Kami telah memesan untuk 23 pendaki, tetapi dua kelompok telah dibatalkan. Kami mungkin hanya memiliki 8 hingga 10 pendaki tahun ini," tutur Pasang Tenje Sherpa dari Pioneer Adventure.
Seperti diketahui, Gunung Everest kerap menarik ratusan pendaki dari seluruh dunia setiap musim semi, yakni antara akhir April dan akhir Mei.
KEYWORD :China Virus Corona Gunung Everest