Ilustrasi IHSG
Jakarta, Jurnas.com - Otoritas pasar modal Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) imbau agar investor tidak berlebihan dan rasional tanggapi pelemahan tajam indeks harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi akibat wabah virus corona belakangan ini.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, harga IHSG makin semakin tertekan jika para Investor panik.
IHSG dibekukan dalam dua hari berturut-turut setelah pasar saham rontok sebanyak 5,01 persen pada perdagangan Kamis (12/3) dan Jumat (13/3). Hanya berselang 30 menit setelah dibuka pagi ini, indeks merosot ke posisi 4.650 dari posisi buka di level 4.895.
"Investor harus lebih rasional, jangan semua menjual (saham) tanpa melihat dan mempertimbangkan rasionalitas. Jangan ikut-ikutan panik," ungkap Inarno pada Jumat (13/3).
Dia menyayangkan aksi jual saham berfundamental baik di saat harga anjlok. Menurutnya, justru di saat harga murah investor seharusnya mengoleksi bukan menjual. Inarno menambahkan, investor sebaiknya meneliti fundamental perusahaan tercatat sebelum menarik modal dari perdagangan.
Katanya, secara fundamental, sentimen tak hanya menghantam pasar domestik namun juga global. Penurunan tajam bursa saham juga terjadi di berbagai pasar dunia seperti Wall Street yang rontok lebih dari 10 persen salam satu hari.
Tercatat, Indeks Dow Jones terkoreksi sebesar 9,99 persen atau 2.352 poin, sepanjang tahun berjalan saham utama Wall Street itu terkoreksi setidaknya 25,71 persen. Senada, Indeks S&P 500 tertekan sebesar 9,51 persen. Sepanjang tahun berjalan, indeks telah terkoreksi sebesar 23,22 persen.
Meski mengaku belum menerima seluruh laporan keuangan saham yang melantai di BEI namun dia menyebut dari laporan perusahaan yang telah lapor, pertumbuhan net income 2019 naik 4 persen dari tahun sebelumnya.
KEYWORD :Corona IHSG saham BEI Inarno Djayadi