Jum'at, 22/11/2024 21:02 WIB

Serangan Roket Kembali Lukai Pasukan AS di Irak

Serangan balasan itu dimaksudkan untuk mencegah milisi dari melakukan serangan roket lagi.

Ilustrasi pasukan AS di Irak (foto: Middleeast Monitor)

Jakarta, Jurnas.com - Tiga tentara Amerika dan beberapa pasukan Irak terluka dalam serangan roket besar kedua dalam sepekan terakhir di pangkalan Irak utara Baghdad, Sabtu Malam (14/03) waktu setempat.

Dilansir Middleeast Monitor, Komando Operasi Gabungan Irak mengatakan 33 roket Katyusha diluncurkan di dekat bagian pangkalan Taji yang menampung pasukan koalisi pimpinan-AS. Dikatakan militer menemukan tujuh peluncur roket dan 24 roket yang tidak digunakan di daerah Abu Izam di dekatnya.

Militer Irak mengatakan beberapa prajurit pertahanan udara Irak terluka parah. Seorang pejabat AS mengatakan tiga tentara Amerika terluka tetapi tidak mengomentari tingkat keparahan cedera mereka.

Koalisi yang dipimpin AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ada tiga cedera tetapi tidak mengungkapkan kewarganegaraan mereka yang terluka.

Serangan roket itu terjadi kurang dari dua hari setelah Amerika Serikat melancarkan serangan udara balasan di berbagai fasilitas di Irak yang Pentagon hubungkan dengan milisi Kataib Hezbollah yang didukung Iran, yang dituding melakukan serangan hari Rabu di Taji.

Serangan balasan itu dimaksudkan untuk mencegah milisi dari melakukan serangan roket lagi.

Tidak hanya serangan balasan tampaknya AS gagal membendung lebih banyak serangan terhadap koalisi pimpinan AS, Irak juga memprotes serangan udara AS dan mengatakan anggota pasukan keamanannya termasuk di antara yang tewas.

Angka-angka resmi korban Irak menunjukkan tiga tentara Irak, dua polisi, satu warga sipil dan tidak ada milisi yang tewas dalam serangan AS, yang dikutuk Baghdad sebagai pelanggaran kedaulatannya dan menargetkan agresi terhadap angkatan bersenjata regulernya.

Militer Irak mengatakan pada hari Sabtu bahwa Amerika Serikat dan pasukan asing lainnya tidak boleh menggunakan serangan terbaru sebagai alasan untuk mengambil tindakan militer tanpa persetujuan Irak, dan sebaliknya harus buru-buru menerapkan resolusi parlemen yang mengusir mereka.

Antagonisme lama antara Amerika Serikat dan Iran sebagian besar dimainkan di tanah Irak dalam beberapa bulan terakhir.

Kelompok-kelompok paramiliter yang didukung Iran secara teratur meroket dan menembaki pangkalan-pangkalan di Irak yang menampung pasukan AS dan daerah di sekitar Kedutaan Besar AS di Baghdad.

Amerika Serikat pada gilirannya melakukan beberapa serangan di Irak, menewaskan jenderal terkemuka Iran Qassem Soleimani dan pendiri Kataib Hezbollah Abu Mahdi al-Muhandis pada Januari.

Banyak warga Irak mengatakan merekalah yang paling menderita dari ketegangan AS-Iran dan beberapa, termasuk Perdana Menteri sementara Adel Abdul Mahdi, telah meminta pasukan AS untuk mundur. Parlemen memilih untuk mengusir pasukan asing pada Januari.

KEYWORD :

Serangan Roket Pasukan AS Wilayah Irak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :