Sabtu, 23/11/2024 21:16 WIB

Virus Corona Ditaksir Bisa Membunuh Hingga 1,7 Juta Orang di AS

Seperti yang dirilis menurut worldometers, sebanyak 3.043 orang sudah dinyatakan positif virus corona di seluruh negeri dan 60 orang yang sudah meninggal.

Ilustrasi virus corona (Foto: Lizabeth Menzies/AFP)

Jakarta, Jurnas.com -  Virus corona, penyakit pernapasan yang dikenal sebagai COVID-19, muncul di pusat kota Wuhan di Provinsi Hubei, Cina akhir tahun lalu. Saat in, penyakit tersebut sudah menular di 149 negara dan wilayah di seluruh dunia.

Sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 147.000 orang dan membunuh lebih dari 5.500 lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan virus tersebut sebagai pandemi global.

Sedangkan untuk Amerika Serikat (AS), seperti yang dirilis menurut worldometers, sebanyak 3.043 orang sudah dinyatakan positif virus corona di seluruh negeri dan 60 orang yang sudah meninggal.

Para ahli kesehatan AS mengkritik administrasi Presiden AS, Donald Trump karena memandang enteng epidemi dan tertinggal dalam upaya pengujian, membuatnya sulit untuk mengukur skala penuh wabah di AS dan membatasi penularan virus.

Sementara itu, sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Minggu (15/3) menunjukkan, 60% orang Amerika percaya bahwa kasus tersebut masih akan lebih, sementara 31% mengatakan virus seperti flu tidak mungkin menjadi masalah besar.

Jajak pendapat, yang dirilis oleh NBC News / Wall Street Journal, juga menemukan bahwa 79% dari partai Demokrat mengatakan kasus tersebut masih akan besar, sedangkan 40% dari Partai Republik memiliki pendapat yang sama.

"Yang jelas adalah bahwa kita berada di awal kisah virus corona di Amerika, dan orang Amerika mulai memahami apa dampaknya," kata jajak pendapat Demokrat Jeff Horwitt dari Hart Research Associates, yang melakukan survei dengan jajak pendapat Partai Republik Bill McInturff dan perusahaannya, Strategi Opini Publik.

McInturff menambahkan bahwa virus corona sejauh ini telah mempengaruhi beberapa negara bagian dan kota-kota lebih tidak proporsional daripada bagian lain negara itu. "Ini adalah negara yang sangat besar dengan banyak orang yang berbeda," katanya.

Jajak pendapat itu dilakukan di antara 900 pemilih terdaftar dari 11 hingga 13 Maret, dengan margin kesalahan 3,3 poin persentase.

Pada Jumat (13/3) Trump mengumumkan keadaan darurat nasional terkait virus corona yang menyebar cepat, membebaskan sumber daya tambahan dan dana federal sekitar USD50 miliar untuk memerangi penyakit tersebut.

Dalam pengumuman yang disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengatakan, mengumumkan keadaan darurat nasional untuk melepaskan kekuatan penuh pemerintah federal.

Ia meminta semua negara bagian AS untuk mendirikan pusat darurat untuk membantu memerangi virus mematikan. Ia juga telah memberlakukan pembatasan pada pelancong dari Cina, Iran, Wilayah Schengen Uni Eropa serta Inggris dan Irlandia.

KEYWORD :

Amerika Serikat Pendemi Global Virus Corona




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :