Petani di Iran sedang menanam padi di sawah. (Foto: IRNA)
Teheran, Jurnas.com - Menteri Pertanian sementara Iran, Abbas Keshavarz mengatakan, swasembada dalam produksi pangan tidak lagi menjadi impian bagi Iran. Pasalnya, kebutuhan pangan sebanyak 80% sudah dipenuhi di dalam negeri.
Keshavarz mengatakan, swasembada pangan di Iran sudah melonjak hampir 50% untuk mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 81% pada tahun kalender Iran sebelumnya yang berakhir 19 Maret.
"Banyak negara bermimpi untuk mencapai 85%, tetapi kami telah mendekati angka ini," kata Keshavarz dalam sebuah wawancara dengan IRIB News, Senin (23/3).
Menteri sementara tersebut mengatakan, gandum, jelai dan lobak sudah tumbuh di negara itu dalam beberapa tahun terakhir yang memungkinkan pemerintah memotong impor tanaman-tanaman tersebut.
Ia menambahkan, peningkatan swasembada dalam produksi pangan di Iran terjadi meskipun terjadi banjir pada bulan Maret dan April 2019 yang menghancurkan sejumlah besar tanah di utara, barat dan barat daya Iran.
Keshavarz mengatakan wabah belalang besar yang terjadi di negara itu untuk pertama kalinya dalam 67 tahun dapat secara serius merusak ketahanan pangan.
"Faktanya, kami bertarung (belalang) di lebih dari 750.000 hektare lahan tanpa kesiapan atau pemberitahuan sebelumnya," katanya. "Tidak ada satu hektare pun lahan pertanian yang rusak."
Keshavarz menyampaikan bahwa meningkatnya penggunaan teknologi di sektor pertanian Iran, termasuk lebih banyak mekanisasi, juga merupakan alasan lain untuk produksi yang lebih baik.
Lonjakan ekspor pangan pertaniannya dari Iran selama dua tahun terakhir, dipicu oleh sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak. Hal itulah yang mendorong petani di Iran beralih menanam gandum dan beras. (Press TV)
KEYWORD :Sanksi Amerika Serikat Swasembada Pangan Swasembada Beras Mekanisasi Pertanian