Foto ilustrasi pasien corona (Foto: Ist)
New York, Jurnas.com - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan paket bantuan senilai USD2,5 triliun untuk membantu negara-negara berkembang menghadapi krisis ekonomi yang disebabkan pandemi virus corona.
Konferensi PBB tentang Perdagangan, Investasi dan Pembangunan (UNCTAD) mengatakan, dua pertiga dari populasi global yang tinggal di negara-negara berkembang, tidak termasuk China, menghadapi kerusakan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Ini adalah masalah mendesak segera bagi masyarakat internasional untuk mengoordinasikan paket penyelamatan ekonomi dengan jangkauan yang lebih global untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan yang kini dihadapi banyak negara berkembang," kata UNCTAD pada Senin (30/3).
UNCTAD mengatakan paket bantuan akan mencakup suntikan likuiditas USD1 triliun dan paket bantuan utang USD1 triliun, serta Marshall Plan untuk Pemulihan Kesehatan senilai USD500 miliar.
Virus corona baru, yang pertama kali muncul di China akhir tahun lalu, kini sudah menyebar ke seluruh dunia. Di seluruh dunia, jumlah kasus melonjak melewati 740.000, termasuk lebih dari 35.000 kematian, dan hampir 3,4 miliar orang dikunci.
Kerusakan ekonomi juga meningkat. Kawasan bisnis mulai kosong dan pasar saham runtuh. Para analis mengatakan ekonomi dunia sedang menuju penurunan tajam, di mana beberapa negara bisa jatuh ke dalam resesi tahun ini.
"Kejatuhan ekonomi akibat goncangan itu sedang berlangsung dan semakin sulit diprediksi, tetapi ada indikasi yang jelas bahwa segala sesuatunya akan jauh lebih buruk bagi ekonomi berkembang sebelum mereka menjadi lebih baik," kata Sekretaris Jenderal UNCTAD, Mukhisa Kituyi dalam sebuah pernyataan.
"Kurangnya kapasitas moneter, fiskal dan administrasi untuk menanggapi krisis ini, konsekuensi dari pandemi kesehatan gabungan dan resesi global akan menjadi bencana besar bagi banyak negara berkembang," sambungnya..
Secara terpisah, Direktur Strategi Globalisasi dan Pengembangan di UNCTAD, Richard Kozul-Wright mengatakan, 20 negara ekonomi terbesar di dunia sudah berjanji untuk melakukan apa pun yang diperlukan agar perusahaan dan rumah tangga tidak kehilangan besar pendapatan.
"Jika para pemimpin G20 ingin tetap berpegang pada komitmen mereka tentang `respons global dalam semangat solidaritas,` harus ada tindakan sepadan untuk enam miliar orang yang tinggal di luar ekonomi inti G20," kata Kozul-Wright.
Dengan kekhawatiran memuncaknya resesi global, para pemimpin dari Kelompok 20 negara besar mengadakan pembicaraan krisis melalui telekonferensi. Negara anggota sepakat membentuk front persatuan memerangi corona dengan suntikan dana yang sangat besar.
Mereka bersumpah akan menggelontorkan USD5 triliun untuk mencegah keruntuhan ekonomi global dan menjanjikan dukungan kuat untuk negara-negara berkembang, di mana corona selanjutnya dapat bertahan setelah menghancurkan China dan kemudian Eropa. (Press TV)
KEYWORD :Suntikan Dana Virus Corona Pandemi Global Anggota G20