Minggu, 24/11/2024 06:22 WIB

Cegah Corona, Libya Bebaskan Ratusan Tahanan

Hingga Minggu malam, jumlah orang yang terinfeksi coronavirus di Libya telah mencapai delapan

Ilustrasi tentara Libya

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Kehakiman Pemerintah Libya yang diakui secara internasional, Kesepakatan Nasional (GNA) mengumumkan pembebasan 466 tahanan di ibukota Tripoli, sebagai bagian dari langkah-langkah yang diambil untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona.

"Penuntut Umum telah mengeluarkan keputusan untuk membebaskan 466 narapidana dari lembaga koreksi dan rehabilitasi dalam cabang Kepolisian Yudisial di Tripoli," bunyi pernyatan kementerian dilansir Middleeast, Selasa (31/03).

Pembebasan tahanan datang dalam kerangka rencana respons pemerintah untuk memerangi pandemi coronavirus, sekaligus mengurangi kepadatan di penjara.

Pernyataan itu mengindikasikan bahwa di antara yang dibebaskan adalah narapidana Arab dan asing, tanpa menyebutkan kewarganegaraan mereka.

"Keputusan ini adalah langkah pertama dalam konteks mengurangi kepadatan di lembaga pemasyarakatan, dan diharapkan langkah-langkah serupa lainnya akan menyertai inisiatif ini," ujarnya.

Pada Minggu, Dewan Yudisial Tertinggi Libya memutuskan untuk menangguhkan pekerjaan di pengadilan, kantor penuntutan umum dan badan peradilan dari Senin hingga akhir April, dalam konteks memerangi pecahnya COVID-19 .

Hingga Minggu malam, jumlah orang yang terinfeksi coronavirus di Libya telah mencapai delapan, menurut data GNA.

Pada hari Minggu, Dewan Presiden GNA mengumumkan larangan lengkap tentang perpindahan antar kota, dan perpanjangan jam malam mulai pukul 14:00 - 19:00, mulai dari hari Senin.

Seminggu yang lalu, Dewan Presiden mengumumkan pemberlakuan jam malam malam mulai dari jam 6 sore - 6 pagi, dengan ketentuan: "Periode jam malam disesuaikan sesuai dengan persyaratan krisis."

Pada Senin siang, jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia melebihi 735.000, lebih dari 34.000 di antaranya meninggal, sementara lebih dari 156.000 pulih dari virus.

Jumlah kematian tertinggi di seluruh dunia adalah di Italia, diikuti oleh Spanyol. Namun, Italia berada di urutan kedua setelah AS mengenai jumlah total infeksi.

KEYWORD :

Pemerintah Libya Ratusan Tahanan Virus Corona




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :