Demonstran mengibarkan bendera nasional Palestina di seberang pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 6 Desember 2019. (Foto: AFP)
Yerussalem, Jurnas.com - Sebuah pemandangan yang langka terjadi di Palestina dan Israel. Kedua negara yang kerap berseteru tersebut, kini saling membantu untuk mengatasi pandemi virus corona baru (Covid-19).
Hal itu dilaporkan oleh AFP pada Kamis (2/4), yang menyebut Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah, bekerja sama dengan para pejabat kesehatan Israel.
"Termasuk (bekerja sama) mengenai pergerakan populasi dan kebijakan manajemen rumah sakit," demikian laporan AFP.
Tindakan terkoordinasi untuk mengatasi pandemi Covid-19 juga terjadi di Kota Betlehem, Tepi Barat, yang menuai pujian.
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menuding Israel merusak kebijakan karantina wilayahnya, karena tidak menghentikan warga Palestina yang bekerja di pemukiman Israel.
Demokrat Waspadai Kehadiran Kelompok pro-Palestina yang Tuntut Embargo Senjata dalam Konvensi
"Yang diperlukan adalah agar Israel meninggalkan kami sendirian," kata dia.
Saat ini terctaat ada lebih dari 5.500 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Israel, dan 122 kasus yang dikonfirmasi di Tepi Barat, rumah bagi sekitar 2,7 juta warga Palestina. Sementara tingkat pengujian di Tepi Barat lebih rendah dibandingkan di Israel.
"Kelemahan nyata dalam pertempuran Palestina melawan penyebaran virus corona adalah pendudukan (Israel)," tegas Shtayyeh kepada awak media.
Diketahui, Otoritas Palestina memiliki otonomi terbatas di Tepi Barat, yang telah berada di bawah pendudukan Israel sejak 1967.
Lebih dari 400.000 pemukim Yahudi tinggal di daerah itu dalam komunitas yang dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.
Orang-orang Palestina yang bekerja di permukiman itu diperingatkan oleh pemerintah mereka tentang beban kasus yang tinggi di dalam komunitas Yahudi.
Israel telah mengatakan bahwa orang-orang Palestina yang bekerja di permukiman bebas untuk bolak-balik setiap hari, sebelum pembatasan sosial skala besar diberlakukan.
Pada Rabu (1/4) kemarin, Otoritas Palestina mengatakan 15 warganya yang dipekerjakan di pemukiman dinyatakan positif corona. Hal itu menurut Shtayyeh menunjukkan kesalahan pada kebijakan Israel.
"Keputusan Israel untuk mengizinkan masuknya pekerja adalah upaya untuk melindungi ekonomi Israel dengan mengorbankan nyawa para pekerja kami," kata Shtayyeh.
"Ekonomi Israel tidak sama berharganya dengan kehidupan anak-anak kita," tandas dia.
KEYWORD :Palestina Israel Virus Corona Covid-19