Direktur Jenderal PKH, I Ketut Diarmita, saat menemui Gubernur Bali, I Wayan Koster, di Kantor Gubernur Bali, Jumat (14/2) kemarin.
Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita menyampaikan, infeksi Hantavirus berbeda dengan virus corona (COVID-19).
Hal itu disampaikan setelah publik kembali menerima informasi tentang infeksi Hantavirus pada manusia di Tiongkok.
Ketut menyampaikan, sampai saat ini penularan COVID-19 utamanya terjadi antar manusia, sementara Hantavirus ditularkan dari hewan ke manusia atau bersifat zoonosis.
Menurutnya, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan penyakit tersebut ditularkan dari manusia ke manusia.
"Hantavirus ditularkan dari binatang pengerat seperti tikus ke manusia. Tidak pernah ada laporan kasus penularan antar manusia," jelas Ketut di Jakarta, Minggu (5/4).
Kementan Berupaya Wujudkan Satu Data PKH
Ia menegaskan, infeksi hanya dapat terjadi apabila manusia digigit tikus, atau kontak dengan barang ataupun makanan yang terkontaminasi oleh air seni atau kotoran tikus sebagai hewan pembawa virus.
"Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menjaga makanan dan minuman dari kontaminasi, akan mencegah terjadinya penularan," tambahnya.
Sementara itu, Peneliti Utama sekaligus Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLitvet) Bogor, Kementan NLP Indi Dharmayanti menympaikan berdasarkan kajian yang telah dilakukan, Hantavirus pernah ditemukan di Indonesia.
Namun demikian, ia berpesan agar masyarakat tidak perlu khawatir, karena dengan menjaga kebersihan lingkungan rumah, kantor, dan penerapan PHBS dapat mencegah penyakit tersebut.
Indi juga menjelaskan, berdasarkan literatur, infeksi Hantavirus dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia berupa kelainan ginjal dan paru-paru, dimulai dengan demam, bintik perdarahan pada muka, sakit kepala, tekanan darah menurun, dan buang air kecil relatif sedikit namun sering.
Hantavirus termasuk virus RNA dan bersifat tidak tahan terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, perlarut organik dan hipoklorit.
"Sama seperti SARS-COV-2, virusnya mudah mati apabila kita bersihkan dengan sabun/deterjen, disinfektan, pemanasan dan sinar ultra violet," imbuh Indi menutup penjelasannya.
Kementerian Pertanian melalui BBLitvet telah melakukan riset terkait virus Hanta, dan bersama laboratorium veteriner lain siap untuk memeriksa sampel apabila diperlukan untuk deteksi virus tersebut.
KEYWORD :I Ketut Diarmit Virus Corona Manusia ke Manusia Hantavirus