Pembagian masker (foto: Middleeast)
Beijing, Jurnas.com - China menegaskan tidak akan membatasi ekspor alat pelindung diri (APD) di tengah meningkatnya permintaan masker dan jas medis di seluruh dunia.
Menurut pejabat Kementerian Perdagangan China, Jiang Fan, hal itu dilakukan sebagai balas budi terhadap negara yang membantu Beijing di awal pandemi virus corona baru (Covid-19).
"Kami tidak akan lupa bahwa pada awal perang melawan epidemi, banyak negara memberi kami uluran tangan," kata Jiang dikutip dari South China Morning Post pada Senin (5/4).
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
"Oleh karena itu, ketika situasi di Tiongkok semakin baik dan kondisi epidemi di luar negeri semakin cepat, kami bersedia melakukan upaya yang relevan berdasarkan pencegahan dan pengendalian epidemi untuk memberikan dukungan dan bantuan. China tidak dan tidak akan membatasi ekspor medis persediaan," tegas Jiang.
China mengekspor total pasokan medis senilai 10,2 miliar yuan (US$1,4 miliar) antara 1 Maret dan 4 April, menurut Jin Hai, Wakil Direktur Urusan Umum Administrasi Umum Bea Cukai dalam kesempatan yang sama.
Produk-produk ini termasuk sekitar 3,9 miliar masker, 37,5 juta keping pakaian pelindung, dan 2,4 juta termometer inframerah.
China juga mengekspor 16.000 ventilator, 2,8 juta kotak alat uji coronavirus baru dan 8,4 juta pasang kacamata, menurut keterangan Jin.
Namun di tengah ekspor China, sejumalah negara Eropa melontarkan keluhan. Spanyol, misalnya, mengembalikan 58.000 rapid test yang dibeli dari perusahaan China, setelah diketahui tingkat akurasinya hanya 30 persen.
"Beberapa media sepenuhnya menyalahkan kualitas produk China tetapi itu karena banyak alasan," terang Jiang.
"Misalnya, standar produk China dan asing berbeda, ada perbedaan dalam cara mereka biasanya digunakan, dan penggunaan yang tidak tepat juga dapat menimbulkan keraguan tentang kualitas," imbuh dia.
Dia juga mengatakan bahwa sejumlah masker non-medis yang diekspor China ke Belanda telah disetujui dan didistribusikan ke rumah sakit setempat.
Kini China merupakan salah satu eksportir terbesar di dunia untuk masker bedah, jas pelindung, dan ventilator, yang semuanya penting untuk memerangi pandemi.
Ketika jumlah infeksi Covid-19 meningkat di luar China, semakin banyak pemerintah yang memberlakukan pembatasan ekspor pada pasokan medis.
Menurut Global Trade Alert, pengawas perdagangan yang berbasis di Swiss, puluhan pembatasan telah diumumkan dalam beberapa pekan terakhir, dan 54 negara telah mengumumkan pembatasan pada 21 Maret.
Bulgaria, Prancis, India, Indonesia, Arab Saudi, Korea Selatan, Thailand, Turki, dan Inggris telah menerapkan "pembatasan ekspor berganda" pada pasokan medis, sementara daratan China, Taiwan, dan Jerman telah mengendurkan ekspor ke tingkat tertentu.
KEYWORD :China Ekspor APD Virus Corona Covid-19