Panen Perdana Padi di Demfarm Serasi, Desa Jejangkit Muara pada Rabu (6/11/2019).
Jakarta, Jurnas.com - Metode Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan sektor pertanian Indonesia bakal mengalami panen raya pada April dan Mei tahun ini.
Kementerian Pertanian (Kementan), menyatakan sudah siap menyerap seluruh gabah hasil panen raya petani sambil bersinergi dengan penggilingan dan transportasi online Gojek guna pendistribusian bahan pangan.
Menanggapi itu, Guru Besar Ilmu Pertanian UGM, Prof Masyhuri, mengatakan, perhatian Kementan terhadap hasil panen raya petani merupakan bagian dari penguatan ekonomi bangsa melalui kawasan pedesaan.
B50, Bukti Komitmen Pemerintah Sediakan Energi dan Naikkan Nilai Tambah Komoditas Pertanian
"Terutama kondisi tekanan turunnya perekonomian saat ini akibat kasus wabah virus virus corona, yang bukan hanya dihadapi Indonesia tapi semua negara di dunia, kokohnya pedesaan bakal menopang (ekonomi) bangsa kita," ujar Masyhuri, Sabtu (4/4).
Masyhuri menuturkan, menjadikan petani sebagai andalan kekuatan ekonomi bangsa saat situasi krisis merupakan upaya yang tepat dilakukan Kementan ketimbang berpikir impor pangan.
"Selama ini hanya kelompok petani yang terbukti bertahan ketika krisis (ekonomi) melanda Indonesia. Dengan penyerapan besar hasil panen petani oleh Kementan menjadi stimulus untuk memperkuat ekonomi desa dan nasional," ucap Masyhuri.
Masyhuri berpendapat, komitmen Kementan yang siap menyerap seluruh hasil panen raya petani dapat menjadi fondasi menuju terciptanya bangsa yang besar sebab menyasar kuatnya ekonomi pedesaan dan petani.
Sebagai informasi, dari hasil KSA BPS diprediksi bakal terjadi surplus produksi beras panen raya pada bulan April sebesar 5,2 juta ton dan Mei sebanyak 3,8 juta ton.
KEYWORD :Kinerja Menteri Pertanian Petani Indonesia Andalan Pertanian