Sabtu, 23/11/2024 23:09 WIB

Kasus Virus Corona di Arab Saudi Diprediksi Melonjak

Peringatan itu datang sehari setelah kerajaan memperpanjang durasi jam malam harian di beberapa kota, termasuk ibu kota Riyadh

Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 9 Oktober 2018 (Foto: Onur Coban/Anadolu Agency)

Riyadh, Jurnas.com - Menteri Kesehatan Arab SaudiTawfiq al-Rabiah memprediksi akan terjadi lonjakan besar dalam kasus virus corona (COVID-19) hingga 200.000 dalam beberapa minggu ke depan.

Peringatan itu datang sehari setelah kerajaan memperpanjang durasi jam malam harian di beberapa kota, termasuk ibu kota Riyadh, menjadi 24 jam dalam upaya untuk membatasi penyebaran virus mematikan tersebut.

"Dalam beberapa minggu ke depan, penelitian memperkirakan jumlah infeksi akan berkisar dari minimal 10.000 hingga maksimum 200.000," kata Menteri Kesehatan Arab Saudi, Tawfiq Rabiah seperti dilaporkan Saudi Press Agency, Senin (7/4).

Rabiah, yang memperingatkan kerajaan akan menghadapi momen kritis dalam perang melawan virus corona, mengatakan proyeksi itu didasarkan pada empat studi para ahli Saudi dan internasional.

Arab Saudi sejauh ini melaporkan total 2.795 infeksi dan 41 kematian akibat coroan, menurut hitungan terakhir yang dirilis oleh kementerian kesehatan pada Selasa (7/4).

Negeri Petro Dolar sudah melakukan berbagai cara untuk membendung penyebaran virus yang pertama kali penyebar di Wuhan akhir tahun lalu itu, termasuk meminta warganya agar tetap di rumah.

Kemudian pada Senin (6/4), Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan jam malam selama 24 nonstop di kota-kota Riyadh, Tabuk, Dammam, Dhahran dan Hofuf. Langkah sama juga diberlakukan di Jeddah, Taif, Qatif dan Khobar.

Rabiah mengatakan jam malam diperketat di beberapa kota karena banyak orang tidak mematuhi peringatan kesehatan terhadap pertemuan publik dan kontak sosial.

Pihak berwenang sudah menutup kota-kota suci Mekah dan Madinah bersama dengan Riyadh dan Jeddah, melarang orang untuk masuk dan keluar serta melarang pergerakan antara semua provinsi.

Bulan lalu, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud memperingatkan tentang perjuangan lebih sulit ke depan melawan virus corona, karena pukulan ekonomi dua kali lipat. Pukulan itu disababkan penangguhan dan jatuhnya harga minyak.

Arab Saudi menangguhkan haji sepanjang tahun "Umrah" bulan lalu karena kekhawatiran akan pandemi coronavirus yang menyebar ke kota-kota paling suci di Islam.

Pihak berwenang belum mengumumkan kapan ibada haji kembali beroperasi, yang tahun ini dijadwalkan akhir Juli. Pihak berwenang pekan lalu mendesak umat Islam agar tetap bersabar hingga waktu yang tidak ditentukan.

Tahun lalu, sekitar 2,5 juta umat muslim melakukan perjalanan ke Arab Saudi dari seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah haji, yang harus dilakukan semua Muslim setidaknya satu kali dalam hidup mereka jika mampu.

Ekonomi terbesar di dunia Arab itu juga telah menutup bioskop, mal dan restoran dan menghentikan penerbangan karena langkah upaya untuk mengendalikan virus. (AFP)

KEYWORD :

Arab Saudi Virus Corona Pandemi Global Ibadah Haji Tawfiq al-Rabiah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :