Perusahaan minyak dan gas Adnoc (Foto: via Oil Price)
Washington, Jurnas.com - Sekelompok anggota dewan dari Partai Republik (GOP) Amerika Serikat, mengancam Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman, agar memotong produksi mentahnya.
Hal tersebut, sebagaimana dikutip dari Press TV pada Kamis (9/4), dianggap membahayakan hubungan Riyadh dan Washington yang selama ini berjalan harmonis.
"Jika Kerajaan gagal bertindak adil untuk membalikkan krisis energi yang diproduksi ini, kami akan mendorong setiap tanggapan timbal balik yang dianggap tepat oleh pemerintah AS," demikian isi surat tersebut.
Pandemi virus corona baru (Covid-19) yang menyebar dengan cepat, telah menghancurkan permintaan minyak mentah. Karenanya harga minyak mentah dunia mengalami penurunan.
Ketika negara-negara dunia sedang bergulat dengan pandemi Covid-19, AS menilai Saudi mengambil kesempatan untuk memutarbalikkan pasar minyak global, menurut Partai Republik.
"Namun, Kerajaan bisa mengubah arah, mengurangi produksi, dan mengembalikan keseimbangan ke pasar yang telah melihat penurunan harga paling drastis dalam beberapa tahun," tulis surat itu.
Pengembangan terjadi menjelang pertemuan darurat OPEC dan mitra non-OPEC, juga disebut sebagai OPEC+, yang dijadwalkan akan digelar pada Kamis (Jumat waktu setempat).
Arab Saudi Amerika Serikat Minyak Mentah