Ilustrasi tentara AS
New York, Jurnas.com - Diplomat senior di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), David Schenker menyebut ancaman dari milisi yang didukung Iran kian signifikan terhadap pasukan AS di Irak.
Pernyataan tersebut disampaikan satu minggu setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan mengenai serangan oleh Iran maupun proksinya.
Dikutip dari Al-Arabiya pada Jumat (10/4), kelompok paramiliter yang didukung Iran secara teratur menembaki pangkalan militer AS di Irak, serta daerah di sekitar kedutaan besar AS di Baghdad.
Pada Senin lalu, tiga roket Katyushka mendarat di dekat sebuah distrik di Irak selatan yang menampung pekerja untuk perusahaan minyak asing, termasuk perusahaan layanan minyak AS Halliburton. Tidak ada korban atau kerusakan yang dilaporkan.
Pekan lalu, Trump mengatakan Iran atau kuasanya merencanakan serangan diam-diam terhadap target AS di Irak, dan memperingatkan mereka akan membayar "harga yang sangat mahal", kendati tidak memberikan rincian.
Hubungan Iran-AS terus memburuk semenjak Washington meninggalkan Pakta Nuklir 2015, dan kembai menerapkan sanksi ekonomi terhadap Teheran.
Ketegangan itu memuncak setelah serangan pesawat tak berawak AS pada 3 Januari silam menewaskan jenderal Qassem Soleimani, kepala pasukan elit Iran Quds.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan AS mengusulkan `Dialog Strategis` dengan Irak, yang akan diadakan pada Juni mendatang, sebagai upaya memulihkan hubungan bilateral.
Schenker, yang kecewa dengan kinerja Irak melindungi pasukan koalisi pimpinan-AS di negara itu, menegaskan bahwa Baghdad perlu mengambil langkah strategis jika menghargai kemitraan dengan Washington.
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Perang Proxy