Rabu, 27/11/2024 21:33 WIB

Yaman yang Hancur di Tangan Saudi, Kini Perang Lawan Covid-19

Komite Darurat Nasional Tertinggi untuk Covid-19 di Yaman mengatakan bahwa kasus itu didiagnosis di Provinsi Hadramaut, yang merupakan daerah penghasil minyak.

Yaman sejak Maret 2015 harus melawan gempuran milisi aliansi Arab Saudi (File Foto oleh Yahya Arhab / EPA-EFE)

Hadramaut, Jurnas.com - Yaman melaporkan kasus pertama infeksi virus corona baru (Covid-19) di provinsi selatan yang berada di bawah kendali kelompok militer aliansi Arab Saudi.

Dikutip dari Press TV pada Sabtu (11/4), laporan ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat negara miskin tersebut luluhlantak oleh kampanye berdarah Saudi yang telah menghancurkan sistem kesehatan.

Komite Darurat Nasional Tertinggi untuk Covid-19 di Yaman mengatakan bahwa kasus itu didiagnosis di Provinsi Hadramaut, yang merupakan daerah penghasil minyak.

Dikatakan, pasien yang terinfeksi telah diidentifikasi di kota pelabuhan Ash Shihr, dan dia saat ini dalam kondisi stabil dan sedang menerima perawatan.

Gubernur Hadramaut, Farag al-Bouhsni menyebut daerah itu akan ditempatkan di bawah jam malam parsial, dan semua pekerja di pelabuhan kota akan dikarantina selama 14 hari. Dia menambahkan, provinsi tetangga Mahra telah menutup perbatasannya dengan Hadramaut.

Sebelumnya, sejumlah lembaga amal memperingatkan bahwa dampak Covid-19 akan menjadi bencana besar di Yaman, mengingat hanya sedikit sumber daya yang tersisa di negara tersebut.

Sementara pada Jumat (10/4) kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pihaknya memberikan dukungan kepada Kementerian Kesehatan dan Penduduk Umum Yaman.

"Kami mengikuti kasus dan kontaknya untuk menilai tingkat paparan," kata perwakilan WHO di Yaman Altaf Musani kepada Reuters.

Seperti diketahui, Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan perang yang menghancurkan Yaman pada Maret 2015, untuk membawa Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan Houthi Ansarullah.

Lebih dari setengah rumah sakit dan klinik Yaman telah dihancurkan atau ditutup selama perang.

Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata yang bermarkas di Amerika Serikat (ACLED), memperkirakan bahwa perang telah merenggut lebih dari 100.000 jiwa selama lima tahun terakhir.

Saudi dan Uni Emirat Arab juga telah membeli senjata bernilai miliaran dolar dari Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris dalam perang mereka melawan Yaman.

KEYWORD :

Arab Saudi Yaman Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :