Ilustrasi Bendera Amerika Serikat dan Iran (Foto: Reuters)
Teheran, Jurnas.com - Misi Permanen Iran untuk PBB mengeluarkan pernyataan kepada negara-negara anggota, bahwa sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Teheran bertindak sebagai `Kolom Kelima` dalam peperangan dunia melawan virus corona (Covid-19).
`Kolom Kelima` adalah istilah yang digunakan dalam perang dunia untuk merujuk pada sebuah kelompok yang bertujuan untuk merusak kemampuan kelompok atau negara tertentu dari dalam.
Dalam pernyataanya, Iran mengatakan dunia pasti akan memenangkan pertempuran melawan Covid-19 melalui ekspresi dan aksi solidaritas, serta kerja sama internasional yang terkoordinasi dengan baik.
"Untuk berhasil dengan cepat dan berkelanjutan, kita harus memastikan bahwa tidak ada individu, keluarga, komunitas atau bangsa yang tertinggal karena tidak ada bangsa yang akan selamat dan tidak ada yang akan selamat sampai semua orang di seluruh dunia aman," demikian bunyi pernyataan tersebut dikutip dari Press TV pada Senin (13/4).
Sementara tindakan apa pun yang membatasi kemampuan suatu negara untuk mengatasi krisis, akan membiarkan penyakit tersebut menyebar seperti api dan akibatnya melemahkan perjuangan global melawan pandemi.
Contoh yang jelas ialah berlanjutnya penerapan sanksi sepihak AS terhadap Iran yang merongrong kemampuan Teherean memerangi pandemi. Dikatakan, sanksi tersebut bertentangan dengan kepentingan bersama umat manusia.
"Singkatnya, dalam pertarungan bersama kita melawan Covid-19, sanksi dengan melemahkan front kita dari dalam demi musuh, berfungsi persis seperti "kolom kelima". Itu sebuah pengkhianatan," tegas Iran.
Iran mengatakan, untuk melarikan diri dari aib sanksi ilegal dan tidak bermoral, para pejabat AS terus mengklaim bahwa kebutuhan kemanusiaan dan medis dibebaskan dari sanksi.
Pada 27 Februari 2020, Departemen Keuangan AS menyetujui Pengaturan Perdagangan Kemanusiaan Swiss (SHTA) yang memungkinkan transaksi kemanusiaan tertentu dengan Iran. Namun, saluran sempit ini tidak sesuai dengan kebutuhan kemanusiaan Iran dalam situasi saat ini.
AS memaksa SHTA untuk mengejar prosedur yang sangat ketat dan tangguh, dengan dalih "memastikan transparansi sepenuhnya" atau "uji tuntas yang ditingkatkan", mengharuskan perusahaan untuk memberikan informasi yang lengkap, sehingga secara praktis sangat sulit bagi perusahaan untuk berdagang dengan Iran.
Demikian juga, baru-baru ini beberapa perusahaan yang memasok peralatan medis ke Iran, terhenti karena sanksi AS membuat pengiriman barang-barang tersebut nyaris mustahil.
"Selain itu, satu-satunya pesan dari sanksi baru tambahan AS, adalah bahwa perusahaan harus menghindari bisnis apa pun dengan Iran, meski bersifat kemanusiaan," lanjut dia.
Sejak dimulainya wabah COVID-19, Iran telah menerima bantuan darurat dari negara-negara tetangga, WHO, dan organisasi kemanusiaan lainnya.
Namun, untuk negara besar seperti Iran dengan populasi hampir 83 juta, bantuan darurat semacam itu dinilai tak mampu menjadi obat mujarab, mengingat Iran saat ini masuk dalam deretan negara dengan kasus Covid-19 terbesar.
"Karenanya, baik Iran maupun negara lain tidak dapat hanya mengandalkan bantuan darurat," ungkap Iran.
"Di bawah pandemi global saat ini, penghapusan segera semua sanksi adalah untuk kepentingan semua umat manusia dan karenanya harus dilakukan. Untuk membuktikan bahwa kita cukup dewasa untuk peduli, selain kita sendiri, tentang kehidupan umat manusia, ini adalah hal yang benar untuk dilakukan yang harus segera dilakukan," tandas Iran.
KEYWORD :Iran Amerika Serikat Virus Corona Covid-19