Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu. (File / Reuters)
Ankara, Jurnas.com - Presiden Recep Tayyip Erdogan menolak pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, setelah insiden `panic buying` akibat pandemi virus corona baru (Covid-19) di negara tersebut.
Dikutip dari Al-Arabiya, Turki sebelumnya menerapkan karantina wilayah (lockdown) selama 48 jam sebelum pukul l0 malam pada Jumat lalu. Sontak, hal ini menyebabkan kepanikan di 31 kota.
"Insiden yang terjadi menjelang penerapan jam malam tidak sesuai dengan manajemen wabah yang sempurna," kata Suleyman Soylu sebelum akhirnya mengundurkan diri.
Pengunduran diri ini ditolak Erdogan. Menurut dia, tidak pantas bagi Soylu untuk mengundurkan diri, sehingga sang menteri akan tetap melanjutkan posisinya.
Sementara Partai oposisi Republik Rakyat (CHP) mengatakan karantina wilayah telah merusak upaya menahan wabah Covid-19 di Turki, yang telah mendaftarkan 50.000 kasus.
"Keputusan yang perlu diambil untuk kesehatan masyarakat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya perencanaan," kata juru bicara CHP Faik Oztrak.
"Pengorbanan orang yang mengasingkan diri selama berhari-hari telah sia-sia," lanjut dia dikutip dari Al-Arabiya pada Senin (13/4).
Lebih dari 1.100 orang telah meninggal karena Covid-19-19 di Turki, dan banyak di antara mereka tinggal di Istanbul. Sementara Wali Kota dari CHP Ekrem Imamoglu mengatakan pihak berwenang kota tidak memiliki peringatan dini terkait lockdown.
"Keputusan yang diambil tanpa akal sehat dan kerja sama hanya akan menimbulkan kebingungan dan kepanikan," tegas Imamoglu.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Mehmet Cahit Turhan dicopot dua minggu lalu setelah kementerian itu menuai kritik karena mengadakan tender di tengah wabah, untuk bersiap membangun kanal besar di pinggiran Istanbul.
KEYWORD :Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu Recep Tayyip Erdogan