The World Bank (Bank Dunia)
Jakarta, Jurnas.com - Bank Dunia memproyeksikan bahwa Asia Selatan bergerak pada ekonomi terburuknya dalam 40 tahun terakhir karena kesulitan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Dalam pandangannya yang baru, Bank Dunia mengatakan mereka yang hidup dalam kemiskinan di Asia Selatan terancam kehilangan pekerjaan mereka dalam ekonomi yang menyusut.
"Mereka juga kurang memiliki akses ke perawatan kesehatan atau bahkan sabun, lebih mungkin kehilangan pekerjaan mereka, dan lebih rentan terhadap lonjakan harga pangan," kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan dilansir UPI, Selasa (14/04).
Dana dari Bank Dunia, Menhub Bakal Perbaiki Infrastruktur Transportasi di Medan dan Bandung
"Laporan ini memperkirakan bahwa pertumbuhan regional akan jatuh ke kisaran antara 1,8 dan 2,8 persen pada 2020, turun dari 6,3 persen yang diproyeksikan enam bulan lalu," tambahnya.
Bank Dunia mengatakan kawasan itu dirugikan oleh pariwisata yang menyusut, gangguan rantai pasokan, penurunan permintaan pakaian jadi dan sentimen konsumen dan investor yang lebih pesimistis.
"Bank umum berada di pusat kelemahan di sektor keuangan yang terakumulasi selama beberapa tahun terakhir," tambahnya.
"Namun, selama krisis ini, mereka mungkin menjadi bagian dari solusi dengan memberikan pinjaman countercyclical ke bagian ekonomi yang paling rentan."
Laporan ini memproyeksikan bahwa ekonomi Maladewa akan menyusut 13 persen sementara Nepal, Bhutan dan Bangladesh akan melihat dampak yang signifikan juga. Pakistan, Afghanistan dan Sri Lanka diproyeksikan akan jatuh ke dalam resesi.
KEYWORD :Imbas Corona Bank Dunia Asia Selatan