Bendera kebangsaan Jepang berkibar di udara.
Jakarta, Jurnas.com - Akibat langkahnya disinfektan anti-virus di Jepang, Pemerintah menyarankan minuman keras dengan kandungan alkohol yang tinggi bisa menjadi pengganti di tengah pandemi virus corona.
Kementerian Kesehatan Tokyo mengatakan bahwa pemerintah menyetujui penggunaan minuman beralkohol bermerek dengan kandungan alkohol 70 hingga 83 persen sebagai pengganti disinfektan komersial.
"Tindakan khusus tersebut mengatasi kekurangan disinfektan di rumah sakit dan lembaga perawatan lainnya," bunyi pernyataan kementerian dilansir UPI, Selasa (14/04).
Jepang telah menyaksikan lonjakan COVID-19 kasus sejak akhir Maret. Menurut NHK, jumlah kasus yang dikonfirmasi adalah 8.111, termasuk pasien yang tidak dapat meninggalkan kapal pesiar Diamond Princess pada bulan Januari.
Tokyo mungkin menjadi pusat penyebaran virus korona Jepang. Rumah Sakit Nakano Egota di Nakano Ward Tokyo melaporkan 87 kasus lagi pada hari Minggu.
Menurut Asahi Shimbun, sebuah rumah sakit yang mengkhususkan diri dalam perawatan darurat di Jepang timur berada dalam kapasitas penuh dan tidak lagi dapat menerima pasien yang membutuhkan perhatian segera.
"Pasien stroke dan orang lain dengan penyakit serius mungkin ditolak," kata laporan itu.
Kamis lalu, Perhimpunan Pengobatan Darurat Jepang memperingatkan sistem kesehatan negara itu berada pada "tahap yang sangat sulit," dan beresiko runtuh.
Krisis kesehatan di Jepang sangat mempengaruhi posisi Perdana Menteri Shinzo Abe dalam jajak pendapat.
Menurut survei baru dari Kyodo News, yang dilakukan Jumat hingga Senin, sekitar 80 persen responden mengatakan pernyataan Abe tentang keadaan darurat nasional datang "terlambat."
Deklarasi itu muncul setelah Jepang setuju untuk menunda Olimpiade Musim Panas 2020 pada 24 Maret. Peringkat persetujuan Abe turun menjadi 40,4 persen, atau 5,1 poin persentase, sejak 26-28 Maret
Orang Jepang biasa mungkin berjuang secara ekonomi sambil memburu persediaan langka.
Selama akhir pekan, Abe memposting ke Twitter sebuah video yang menunjukkan dia bersantai di rumah, menimbulkan kemarahan dari publik, menurut Kyodo.
"Jika saya tinggal di rumah, saya tidak akan dibayar, jika Anda benar-benar ingin semua orang tinggal di rumah, tolong beri kami uang tunai sebagai kompensasi," kata seorang pengguna.
Perdana menteri berusaha mendesak masyarakat untuk berlindung di tempat, menurut laporan itu.
KEYWORD :Virus Corona Minuman Keras Pemerintah Jepang