Menteri Luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyerang Amerika Serikat (AS) karena membekukan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah pandemi virus corona (COVID-19).
Ia mengatakan, dunia sekarang mungkin lebih menyadari pengalaman panjang Teheran dalam menanggung beban intimidasi Washington yang menewaskan orang.
"Dunia sedang mempelajari apa yang telah diketahui dan dialami Iran selama ini: intimidasi, ancaman, & pemberontakan rezim AS bukan hanya kecanduan: ia membunuh orang," kata Zarif lewat akun Twitternya, Rabu (15/4).
"Seperti tekanan maksimum terhadap Iran, WHO yang melakukan penggundulan memalukan di tengah pandemi akan hidup dalam keburukan," tambahnya.
Pada Selasa (14/4), Presiden AS, Donald Trump menghentikan pendanaan ke WHO setelah melakukan tinjauan. Dalam tinjaun itu, Ia mengatakan WHO melakukan penyalahgunaan dalam mengatasi krisis kesehatan global.
Pengumuman itu muncul ketika dunia mengalami pandemi global terburuk dalam beberapa dekade, dan ketika presiden AS dikritik karena meremehkan virus mematikan sambil menyalahkan di neara lain.
Trump menyatakan seandainya WHO bertindak dengan tepat, ia bisa lebih cepat melembagakan larangan bepergian pada orang-orang dari China, tempat munculnya pertama kali virus corona akhir tahun lalu.
AS berada di urutan pertama dalam jumlah total kasus infeksi dan kematian yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Menurut angka terbaru oleh situs web worldmeters, 614.246 kasus infeksi di AS telah dilaporkan sejauh ini, dengan 26.064 kasus kematian, juga yang tertinggi di dunia.
Sementara di Iran, negara yang berjuang melawan virus di bawah sanksi terberat AS, total 76.389 kasus telah dikonfirmasi pada hari Rabu, dengan 4.777 kasus kematian.
AS menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran pada 2018 yang menentang kritik global setelah secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir yang didukung PBB dengan Teheran dan lima kekuatan utama lainnya, Inggris, Prancis, Rusia, Cina dan Jerman.
Ironisnya, pemerintah AS, yang merasa cukup sulit untuk menghentikan penyebaran virus di dalam negeri, telah menawarkan bantuan kepada Republik Islam. Iran mengatakan tidak perlu bantuan dari AS dan hanya mencari pencabutan sanksi kejam.
KEYWORD :Dana WHO Donald Trump Mohammad Javad Zarif