Anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay
Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menghargai keputusan mundurnya Adamas Belva Syah Devara sebagai staf khusus milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Meski demikian, Pengunduran diri Belva itu belum tentu serta merta akan menghilangkan polemik dan perdebatan di publik.
Pasalnya, lanjut Wakil Ketua Fraksi PAN di DPR itu, munculnya polemik yang menyeret nama Belva merupakan respon publik terhadap pemilihan ruangguru yang ditunjuk sebagai mitra pelaksana kartu prakerja.
"Sebetulnya semua biasa saja. Ini dianggap luar biasa karena Adamas SBD adalah CEO ruangguru," katanya kepada Jurnas.com, Selasa (21/04/2020).
“Orang menganggap itu tidak pantas. Ada kesan bahwa penunjukan (Lembaga pelatihan ruang guru) itu tidak objektif. Dan menurut saya kesan itu wajar. Sebab, pada saat proses penunjukan, Adamas (Belva) masih berstatus aktif sebagai staf khusus presiden," lanjut Saleh.
Meski Belva telah mundur dari Stafsus Presiden, tegas Saleh, polemik itu tak bakal langsung bisa diredam begitu saja.
Bahkan, bisa saja masyarakat beranggapan mundurnya Belva lantaran ingin mempertahankan ruang guru dalam proyek pelatihan daring kartu pra kerja dengan total nilai Rp 5,6 Triliun.
“Bahkan, orang akan mengatakan bahwa dia hanya mundur beberapa langkah untuk maju triliunan langkah," ujar Saleh.
Sejatinya, kata Saleh, publik tak mempermasalahkan posisi Belva sebagai stafsus Presiden, namun publik mempertanyakan proses penunjukan ruang guru dalam proyek trilyunan tersebut.
“Bukankah tidak sebaiknya tidak mundur? Sejak awal, orang kan tidak mempersoalkan soal posisinya sebagai staf khusus. Yang dipersoalkan adalah soal proses penunjukan lembaganya sebagai mitra kartu prakerja. Kalau itu masalahnya, bukankah sebaiknya prosesnya yang dijelaskan secara terbuka. Dengan begitu, semua orang menilai bahwa itu wajar. Karenanya, tidak perlu dipersoalkan," ujar dia.
Menurut dia, jika alasan pengunduran diri Belva itu lebih pada menghindari asumsi atau persepsi yang bervariasi tentang posisinya sebagai staf khusus presiden, maka orang akan semakin menduga bahwa ada sesuatu yang tidak beres didalamnya.
Apalagi, lanjut Saleh, di dalam surat pengunduran diri itu dijelaskan ada kaitannya dengan proses verifikasi mitra kartu prakerja. Di luar itu, isi surat lebih pada ucapan terima kasih kepada presiden Jokowi yang telah memberikan kesempatan kepadanya sebagai staf khusus presiden.
“Kalau mundur seperti ini, bisa jadi orang malah menyangka bahwa ada sesuatu yang tidak wajar. Bahkan, ketidakwajaran itu ditunjukkan oleh sikap Adamas sendiri. Buktinya tidak wajar, dia mengundurkan diri. Kalau semua sesuai aturan, kan tidak perlu mengundurkan diri. Apalagi, dia mengatakan bahwa keputusan mengundurkan diri itu adalah keputusan yang berat," katanya.
Untuk diketahui, Nama Belva belakangan mencuat lantaran salah satu perusahaan yang didirikannya Ruangguru terlibat proyek dengan jumlah trilyunan dari pelatihan daring kartu Prakerja.
KEYWORD :Saleh Daulay Ruangguru Kartu Prakerja Belva