Ilustrasi ekspor
Teheran, Jurnas.com - Iran mengantongi sekitar USD60 miliar dari ekspor produk, layanan, dan energi sejak Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi pada penjualan minyak mentah negara itu dua tahun lalu.
Wakil Menteri Perindustrian, Tambang dan Perdagangan ((MIMT) Hossein Modarres Khiabani mengatakan, Iran sudah mengirimkan 135 juta metrik ton barang dan produk non-minyak mentah ke negara lain antara Maret 2018 dan Maret 2020.
Modarres mengatakan, pendapatan yang diumumkan untuk pengiriman tersebut mencapai sekitar USD41,3 miliar. Namun, ia bersikeras bahwa pendapatan riil yang diperoleh dari ekspor selama dua tahun kalender terakhir adalah sekitar USD48 miliar
Ia mengatakan, banyak eksportir biasanya menyatakan nilai yang lebih rendah untuk kargo mereka.
Modarres mengatakan bahwa pemerintah Iran dan sektor swasta sudah memperoleh tambahan USD12 miliar dari penyediaan layanan teknis, teknik, dan pariwisata ke negara-negara lain serta dari ekspor gas alam.
Irak Bayar Impor Gas Iran dengan Minyak
Ia mengatakan pindah dari pendapatan minyak ternyata menjadi berkah bagi Iran karena negara itu sekarang merasakan tekanan seminimal mungkin dari kejatuhan bersejarah dalam harga minyak internasional.
"Jika tidak ada harga diri nasional untuk pindah dari minyak mungkin ada guncangan ekonomi karena jatuhnya harga minyak di pasar internasional," katanya. "Iran telah terhindar dari guncangan ini (melalui) mengandalkan pendapatan ekspor."
Selama dua tahun terakhir, Iran melakukan berbagai langkah untuk membantu meningkatkan ekspor berbagai barang dan jasa termasuk menurunkan tarif dan mengambil langkah-langkah untuk menopang sektor-sektor utama ekonomi seperti pertanian dan manufaktur.
Produk petrokimia masih menyumbang sebagian besar ekspor Iran ke negara-negara lain diikuti oleh logam dan mineral mentah, pangan pertanian dan kerajinan. (Press TV)
KEYWORD :Sanksi Amerika Serikat Ekspor Iran Hossein Modarres Khiabani