Bendera Kebangsaan Arab Saudi (Foto: Ahmat Bolat/Anadolu Agency)
London, Jurnas.com - Newcastle United akhirnya menjadi milik perusahaan kaya asal Arab Saudi, PCP Capital Partners, setelah sepakat dengan nilai kontrak sebesar 340 juta euro.
Saudi yang merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan 300 miliar euro, diharapkan dapat melakukan perubahan revolusioner pada klub Liga Inggris tersebut, baik di pentas lokal maupun Eropa.
Pengambilalihan oleh Capital PCP Mitra dipimpin oleh pengusaha Amanda Staveley, yang memiliki koneksi di Timur Tengah, dan terlibat dalam pembelian Manchester City pada 2008 silam.
Dikutip dari BBC pada Kamis (23/4), pembeli potensial telah menukar kontrak dan membayar setoran awal kepada pemilik Newcastle saat ini, Mike Ashley.
Laporan menunjukkan bahwa sisa pengambilalihan akan selesai setelah mereka lulus tes pemilik dan direktur Liga Premier.
Sementara menurut Sky Sports, Yasir El-Rumayyan, salah satu pria paling kuat dalam keluarga kerajaan Arab Saudi, akan menjadi ketua baru klub.
Namun, beIN Sports dan Amnesty International menyerukan agar kesepakatan tersebut ditinjau kembali, mengingat upaya pembajakan siaran yang dilakukan Saudi selama tiga tahun terakhir.
"Saya sangat menyarankan agar Anda menginterogasi sepenuhnya kesepakatan ini, dan meminta Liga Premier untuk melakukan hal yang sama sebagai hal yang mendesak," ujar Kepala eksekutif BeIN Sports Yousef Al-Obaidly.
"Sejauh laporan tentang akuisisi NUFC sudah benar, kami menganggap penting bagi Liga Premier untuk menyelidiki sepenuhnya calon pengakuisisi klub, termasuk semua direktur, petugas, dan perwakilan lainnya dari KSA PIF atau entitas Arab Saudi lainnya yang terlibat dalam, atau menyediakan pembiayaan untuk akuisisi," lanjut dia.
"Tampaknya ada beberapa alasan mengapa penyelidikan seperti itu diminta oleh pihak lain, permintaan kami murni didasarkan pada pencurian Arab Saudi di masa lalu dan saat ini atas hak kekayaan intelektual klub Anda dan anggota Anda."
Amnesty International lebih peduli tentang catatan hak asasi manusia Arab Saudi, yang menghubungkan Newcastle dengan program cuci olahraga negara itu.
"Selama pertanyaan-pertanyaan ini tetap tidak terselesaikan, Liga Premier menempatkan dirinya pada risiko menjadi patsy dari mereka yang ingin menggunakan kemewahan dan prestise sepakbola Liga Premier untuk menutupi tindakan yang sangat tidak bermoral, melanggar hukum internasional dan bertentangan dengan nilai-nilai Liga Premier dan komunitas sepakbola global," kata mereka.
KEYWORD :Newcastle United Arab Saudi Liga Inggris