Rudal Iran (foto: Middleeast)
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Michael Pompeo menuding bahwa saat meluncurkan satelit militernya pada 22 April, Iran menggunakan teknologi yang diperoleh sebagai hasil dari program rudal balistik.
Menurut Pompeo, kendaraan peluncuran satelit Iran dan yang lainnya diluncurkan sebelum menggabungkan teknologi yang identik rudal balistik, termasuk sistem jarak yang lebih panjang seperti rudal balistik antarbenua (ICBM).
"Tidak ada negara yang pernah mengejar kemampuan ICBM kecuali untuk tujuan pengiriman senjata nuklir," katanya dilansir Tass, Senin (27/04).
Selain itu, lanjut Pompeo, program luar angkasa Teheran tidak damai atau sepenuhnya sipil, dan peluncuran satelit baru-baru ini adalah bukti lain dari ini.
Dia menyerukan kepada komunitas internasional untuk mencegah Iran melanjutkan program rudal balistiknya. Ia juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo senjata yang ada pada Iran, yang berakhir pada bulan Oktober.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
"Kami juga menyerukan Uni Eropa untuk memberikan sanksi kepada individu dan entitas yang bekerja pada program rudal Iran," katanya.
Satelit militer, baru-baru ini dimasukkan ke dalam orbit oleh Iran, hampir tidak mampu memberikan data intelijen, kata Jenderal John Raymond, kepala Operasi Antariksa Angkatan Udara AS.
"US SpaceCom terus melacak 2 objek terkait dengan peluncuran antariksa dari Iran," katanya di Twitter, menambahkan bahwa militer AS mengkarakteristikkan Nour 01 Iran sebagai microsatelite tipe 3U Cubesat.
"Iran menyatakan memiliki kemampuan pencitraan - sebenarnya, ini adalah webcam yang jatuh di ruang angkasa; tidak mungkin memberikan intel," katanya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pada hari Jumat bahwa tidak ada tindakan Teheran yang melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB tentang program nuklir Iran, sementara Amerika Serikat dan Eropa gagal mematuhi ketentuan-ketentuannya.
Dalam kata-katanya, Teheran menghormati resolusi itu dan tidak memiliki senjata nuklir atau rudal yang mampu nuklir."
Pada 22 April, Iran meluncurkan satelit militer pertamanya bernama Noor (atau Cahaya). Menurut kantor berita Iran Mehr, satelit itu ditempatkan di orbit 425 km oleh roket pembawa Qased.
KEYWORD :Rudal Balistik Satelit Iran Amerika Serikat