Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Epa / Dmitri Lovetsky / Pool)
Moskow, Jurnas.com - Rusia menyusul China dalam jumlah kasus virus corona (Covid-19) yang dikonfirmasi pada Senin (27/4), setelah data menunjukkan kasus mencapai di atas 87.000.
Sementara itu tekanan terhadap pemerintah Rusia terus meningkat, untuk mempertimbangkan pelonggaran pembatasan kuncian bagi bisnis guna membantu menopang perekonomian yang kacau.
Rusia sebelumnya telah melakukan karantina wilayah sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan penutupan ruang publik pada 25 Maret silam. Kebijakan ini akan berakhir pada 30 April, dan Putin belum mengatakan apakah ia berencana untuk memperpanjangnya.
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
Anna Popova, Kepala Pengawas Keamanan Rusia Rospotrebnadzor, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa dalam pandangannya pembatasan harus diberlakukan sampai 12 Mei.
Adapun Perdana Menteri sebelumnya Mikhail Mishushin meminta pemerintah untuk mengajukan proposal untuk meringankan beberapa pembatasan pada bisnis.
Sesekali Bentrok soal Batas Laut Cina Selatan, Tiongkok-Vietnam Menandatangani 14 Kesepakatan
Banyak perusahaan telah memperingatkan bahwa mereka berisiko bangkrut jika karantina wilayah terus berlanjut, sementara ribuan pekerjaan telah di-PHK.
"Begitu situasi akan berubah untuk selamanya, kami perlu mempertimbangkan pembatalan langkah demi langkah pembatasan pada perusahaan tertentu, operasi," ujar Mishustin dalam pertemuan pemerintah secara daring.
Pada Senin ini, pihak berwenang melaporkan 6.198 kasus baru virus corona, sehingga total menjadi 87.147, dengan 794 kematian.
KEYWORD :Virus Corona China Rusia