Masjid (Foto: Reuters)
Wuppertal, Jurnas.com - Sebuah masjid di kota Wuppertal, Jerman Barat sedang mengantarkan makanan kepada Muslim lansia yang tidak dapat berbuka puasa dengan keluarga mereka karena karantina sosial dan juga bagi non-Muslim yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Relawan di masjid, yang dijalankan oleh salah satu asosiasi masjid terbesar di Jerman (DITIB), menyediakan makanan untuk siapa saja yang memesan.
"Orang-orang tidak bisa pergi ke masjid sehingga sangat menyenangkan mereka mengirimnya ke rumah saya," kata Nazmiye Odabasi, bersandar di ambang jendelanya untuk mengambil kotak makanan tertutup, rambutnya ditutupi dengan selendang biru kecil.
Mustafa Temizer, anggota DITIB di Wuppertal, mengatakan masjid itu awalnya berencana mengirimkan 1.000 makanan sehari kepada penduduk miskin kota yang bergantung pada bank makanan yang terpaksa ditutup oleh pandemi.
Tetapi ketika bank makanan dibuka kembali bulan ini dan Ramadan dimulai minggu lalu, masjid memutuskan memberikan makanan Muslim yang berbuka puasa setiap hari saat matahari terbenam dan non-Muslim yang membutuhkan. Sekitar 300 makanan dikirimkan setiap hari.
Buka Puasa PWI Pusat dan UMB, Pentingnya Verifikasi dalam Karya Akademik dan Jurnalistik
"Kami tidak hanya melayani anggota komunitas kami tetapi kami bekerja dengan kota Wuppertal," kata Temizer, berdiri di dekat mobil peraknya yang dihiasi stiker bertuliskan `pengiriman Iftar.`
"Kami menambahkan banyak orang yang membutuhkan ke daftar kami dan kami juga mengirimkannya kepada mereka. Mereka tentu sangat menghargainya dan semakin banyak orang mendengar tentang ini, semakin banyak yang mendaftar," katanya.
Masjid, gereja, sinagog, dan rumah ibadah lainnya akan diizinkan untuk membuka pintu bagi umat beragama mulai 4 Mei di bawah aturan kebersihan yang mencakup membatasi jumlah orang hingga 50 orang.
KEYWORD :Masjid Jerman Bulan Puasa Buka Puasa Muslim Lansia