Ilustrasi internet (foto: Middleeast)
Jakarta, Jurnas.com - Asosiasi Industri Informatika Turki (TUBIAD) melaporkan bahwa volume perdagangan elektronik (e-commerce) di Turki telah tumbuh 39 persen pada tahun 2019.
Dalam laporan tersebut, asosiasi menekankan tren kenaikan sektor ini cukup signifikan meskipun ada perang perdagangan global dan ketidakpastian dalam konjungtur politik global.
"Rekomendasi bahwa warga menghindari daerah ramai di tengah wabah Covid-19 telah membawa perubahan perilaku konsumen, dengan banyak warga beralih ke opsi digital seperti lingkungan belanja fisik," kata laporan itu seperti dikutip Middleeast, Jumat (01/05).
Menurut laporan itu, pasar e-commerce mencapai 83,1 miliar lira Turki ($ 14,6 miliar) pada tahun 2019.
Selain itu, pada saat kuncian memaksa orang untuk tetap tinggal di dalam rumah untuk membendung penyebaran pandemi COVID-19, layanan kurir di Turki juga telah menjadi jalur kehidupan untuk mempertahankan rantai pasokan-permintaan.
Di era Covid-19, e-commerce berlanjut sebagai saluran utama untuk bisnis. Belanja bahan makanan daring dan tele-medicine, misalnya, membantu mengurangi risiko infeksi baru.
Sebuah studi oleh Mastercard Turki tentang efek COVID-19 terhadap transaksi menunjukkan bahwa belanja online meningkat 15 persen selama wabah.
Wabah Covid-19 Pertumbuhan E-commerce Pemerintah Turki