Sabtu, 23/11/2024 19:00 WIB

Iran Mulai Kurangi Ketergantungan pada Insinyur Rusia

Rusia adalah salah satu penandatangan perjanjian nuklir penting 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. Pihak lain dalam kontrak tersebut adalah Inggris, Prancis, China, dan Jerman.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran selatan. (Foto: Press TV)

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran mengatakan akan mengurangi ketergantungan pada insinyur Rusia karena ingin mandiri dalam pemeliharaan pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr pada tahun 2022.

Juru Bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi mengatakan, saat ini sebagian besar pekerjaan pemeliharaan di pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr sedang dilakukan oleh para ahli Iran.

"Kami dapat mengurangi ketergantungan kami pada para ahli Rusia di bidang ini dalam waktu dua tahun," kata Kamalvandi dilansir dari Press TV, Jumat (1/5).

Kamalvandi juga menyatakan dua kargo bahan bakar nuklir sudah diimpor ke Bushehr bekerja sama dengan perusahaan energi atom Rusia Rosatom dalam dua penerbangan selama sepekan terakhir.

"Kargo ini termasuk 38 ton bahan bakar yang diperkaya 4,5 persen, yang menghasilkan energi sebanyak 12 juta barel minyak," tambahnya.

Kamalvandi mengatakan bahan bakar akan cukup untuk menghasilkan 1.000 megawatt listrik pada tahun depan.

Pembangkit listrik Bushehr mulai beroperasi pada 2011 dan mencapai kapasitas penuhnya pada tahun berikutnya.

Rusia dan Iran menandatangani sejumlah dokumen pada November 2014, memperluas kerja sama di bidang penggunaan energi atom secara damai dan membuka kemungkinan pembangunan di Iran hingga delapan unit daya.

Kontrak untuk pembangunan jalur kedua Bushehr NPP terdiri dari dua unit desain Rusia dengan total kapasitas 2.100 megawatt.

Rusia merupakan salah satu penandatangan perjanjian nuklir penting 2015 antara Iran dan kekuatan dunia. Pihak lain dalam kontrak tersebut adalah Inggris, Prancis, China, dan Jerman.

Amerika Serikat (AS) juga merupakan pihak dalam perjanjian itu hingga 2018, ketika Presiden Donald Trump sangat merusak perjanjian itu dengan mengabaikannya meskipun banyak laporan IAEA tentang kepatuhan penuh Teheran terhadap kesepakatan itu.

KEYWORD :

Insinyur Rusia Pembangkit Listrik Nuklir Negara Iran Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :