Kelapa Sawit
Kuala Lumpur, Jurnas.com - Malaysia meradang dengan anjuran yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (4/5), untuk menghindari penggunaan minyak sawit dalam makanan.
Dalam keterangan Kantor Regional Mediterania Timur WHO, masyarakat disarankan mengonsumsi lemak tak jenuh yang ditemukan dalam ikan, alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun, kedelai, kanola, minyak bunga matahari dan jagung.
Sebaliknya, masyarakat sebaiknya menghindari lemak jenuh yang terkandung di dalam daging berlemak, mentega, kelapa sawit dan kelapa minyak, krim, keju, ghee, dan lemak babi.
Anjuran tersebut membuat Malaysia berang. Pasalnya, bersama Indonesia, negara tersebut merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia.
"Berkenaan dengan lemak makanan sebagai sumber utama kalori, WHO melalui penasehatnya yang baru-baru ini kembali jatuh ke sumur sebelumnya yang sama, mempromosikan minyak komoditas tertentu sambil menyisihkan minyak sawit," kata Kalyana Sundram, CEO Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) dikutip dari Channel News Asia.
MPOC menyebut minyak kelapa sawit memiliki keseimbangan alami lemak jenuh dan tak jenuh untuk memastikan penyerapan berbagai zat gizi mikro. Minyak sawit juga tidak memerlukan hidrogenasi, dan tersedia dalam jumlah besar.
"Di negara-negara di mana konsumsi lemak di bawah rekomendasi WHO, seperti halnya di sebagian besar Asia dan Afrika, fokus kesehatan berbeda," terang MPOC.
"Kebutuhan untuk menyediakan sumber kalori yang andal, berkelanjutan, dan terjangkau untuk menangkal kekurangan gizi (dan meningkatnya kerentanan infeksi) adalah yang terpenting," lanjut badan tersebut.
Kalyana mengatakan, WHO seharusnya fokus pada memunculkan "gagasan manajemen kesehatan yang sangat berbeda" dari pada terus menerus menyampaikan "pesan kuno".
Diketahui, Malaysia dan Indonesia sama-sama menghasilkan 85 persen kebutuhan minyak sawit dunia. Namun industri sawit menghadapi kritik keras dari para pencinta lingkungan, karena dalam prosesnya sering kali membabat hutan tropis.
KEYWORD :Minyak Sawit Malaysia WHO