Sabtu, 23/11/2024 08:42 WIB

Rusia Dukung Iran Kecam Sanksi AS di Tengah Pandemi Corona

Kebijakan ilegal AS sudah menghalangi perjuangan Iran melawan virus baru, menyoroti

Sergei Lavrov (Foto: BBC)

Moskow, Jurnas.com - Rusia mendukung Iran dalam menghadapi sanksi ilegal dan tidak manusiawi Amerika Serikat (AS) terhadap Republik Islam terlepas dari perjuangan keras Teheran yang sedang berlangsung melawan wabah virus korona baru (COVID-19).

Seruan itu disampaiakn lawat sepucuk surat yang ditulis Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov kepada timpalannya dari Iran, Mohammad Javad Zarif, di mana pihak Rusia menegaskan kembali posisi Moskow mengenai sanksi AS.

Lavrov menekankan, kebijakan ilegal AS sudah menghalangi perjuangan Iran melawan virus baru, menyoroti "kerusakan serius" yang ditimbulkan oleh infeksi pada Republik Islam.

AS menerapkan kembali sanksi unilateral terhadap Iran setelah meninggalkan perjanjian nuklir multilateral dan bersejarah antara kekuatan utama dunia Iran, termasuk Rusia, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada Mei 2018.

Di bawah kesepakatan itu, Washington mencabut sanksi terhadap Iran, dengan imbalan Republik Islam membuat perubahan dalam program nuklirnya.

Penarikan dan langkah-langkah kejam itu datang, meskipun Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) sudah menyetujui kesepakatan nuklir dalam bentuk resolusi.

"Kami telah terus-menerus menyerukan AS untuk menghapus sanksi dan menahan diri dari membuat hambatan dalam cara habis-habisan (Iran) habis-habisan. berperang melawan infeksi virus corona," ujar Lavrov.

Lavrov juga mendesak negara-negara Eropa Barat, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman, yang masih merupakan pihak dalam perjanjian nuklir  agar tidak akan terpengaruh segala upaya Washington. Sebaliknya, tetap harus menjaga interaksinya dengan Iran. 

Pejabat Rusia akhirnya mengatakan bahwa kerja sama diplomatik Moskow yang terus-menerus dan terkoordinasi dengan negara-negara yang sepaham dengan manuver Washington pasti akan membawa hasil tertentu.

Iran menggugat AS di Pengadilan Internasional setelah yang terakhir mengembalikan sanksi. Pengadilan memutuskan bahwa Washington harus mencabut larangan pasokan kemanusiaan yang dipimpin Iran.

Washington mengklaim sudah membebaskan bahan makanan dan obat-obatan dari larangan tersebut. Namun, klaim tersebut ditolak oleh pihak berwenang di Negeri Para Mullah.

Zarif sudah menyurati PBB dan semua organisasi internasional, mendesak penghapusan langkah-langkah AS dan menggarisbawahi efek kontraproduktif mereka pada perang Iran melawan wabah virus.

Pada  Maret, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres meminta para pemimpin kekuatan ekonomi G-20 untuk membatalkan kembali rezim sanksi internasional di seluruh dunia, termasuk yang menentang Iran, di tengah pandemi.

Virus baru dapat menyebabkan infeksi yang berpotensi mematikan yang disebut COVID-19. Sejak muncul di Cina tengah akhir tahun lalu, virus ini telah mengklaim hampir 266.000 orang di seluruh dunia, termasuk 6.486 di Iran. (Press TV)

KEYWORD :

Sergei Lavrov Negara Rusia Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :