Viru corona atau COVID-19 (Foto: Shutterstock)
Moskow, Jurnas.com - Departemen Kesehatan Rusia menemukan bahwa alat tes virus corona baru (Covid-19) yang saat ini digunakan di seluruh negara, sering kali memberikan hasil palsu.
Pengakuan tersebut muncul pada saat walikota ibukota Rusia, Sergei Sobyanin, mengatakan bahwa jumlah sebenarnya infeksi Covid-19 lebih dari tiga kali lipat dari angka resmi.
Dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (8/5), dengan temuan ini berarti akan ada banyak orang yang memiliki infeksi diperbolehkan pulang ke rumah, dan berpotensi menginfeksi orang lain.
Menurut laporan Reuters sebelumnya, telah diverifikasi satu kasus di mana orang yang lolos tes kemudian menginfeksi orang lain, yang kemudian menyebabkan kematian.
Lembaga medis negara terutama menggunakan tes yang diproduksi oleh Institut Vektor milik pemerintah di Siberia. Mereka didasarkan pada apa yang disebut reaksi berantai polimerase, atau PCR, yang dengan cepat membuat salinan sampel kecil molekul DNA, cetak biru genetik seumur hidup.
"Pada tahap akhir penyakit, tes PCR sering memberikan hasil negatif palsu," kata Departemen Kesehatan Moskow dalam pernyataannya.
Mengingat kegagalan itu, kata Moskow, yang sumber dayanya jauh lebih baik daripada wilayah Rusia lainnya, sekarang kadang-kadang menggunakan tes lain, tes antibodi, dalam hubungannya dengan PCR.
Diterjang Rudal Rusia, Rumah Sakit Kyiv Batal Direnovasi karena Terindikasi Tender Curang
Moskow, pusat wabah Rusia, bertanggung jawab atas lebih dari setengah kasus dan kematian yang dikonfirmasi. Pada April, itu mengubah kebijakan pengujian setelah dokter mengeluh hasil PCR tidak akurat dan mulai secara otomatis berasumsi bahwa siapa pun dengan pneumonia terinfeksi.
Saat itulah Rusia mulai juga melakukan pengujian antibodi Covid-19, menggunakan kit yang dibuat oleh perusahaan Belanda bernama Inzek International Trading, yang diharapkan dapat membantu mengidentifikasi orang-orang yang telah diberikan tes PCR, tetapi sebenarnya memiliki virus.
KEYWORD :Alat Tes Covid-19 Rusia