Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Teheran, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi pandemi virus corona baru (COVID-19).
Ia mengatakan, Iran sudah mengirim 40.000 alat tes COVID-19 ke beberapa negara, dan mengucapkan terima kasih kepada Parsis India karena mengirim bantuan ke Iran.
"Orang-orang Parsi di India (orang Zoroaster yang nenek moyangnya sejak lama beremigrasi ke India, Red) tetap setia dalam cinta mereka kepada Iran. Bersyukur atas paket COVID-19 mereka untuk Iran," tulis Zarif di akun Twitternya pada Jumat (8/5).
Zarif juga mengatakan bahwa 40.000 alat tes buatan Iran telah diekspor ke Jerman, Turki dan negara-negara lain. " (Kita) dalam hal ini bersama," tambahnya.
Pekan lalu, Teheran mengumumkan sudah mengizinkan ekspor alat tes COVID-19 setelah lonjakan produksi yang dilaporkan.
Berbicara tentang ekspor kit diagnosis minggu lalu, Wakil Presiden untuk Sains dan Teknologi Sourena Iran, Sattari mengatakan bahwa Iran saat ini memproduksi banyak produk yang diperlukan untuk memerangi COVID-19 yang tidak dapat diproduksi sebelumnya.
"Jadi, Iran tidak perlu lagi mengimpor sebagian besar produk medis yang berkaitan dengan COVID-19," ujar Sattari.
Irak Bayar Impor Gas Iran dengan Minyak
Menghadapi sanksi AS yang meluas, Iran meningkatkan upaya masyarakat adat untuk mengembangkan peralatan medis yang diperlukan setelah wabah COVID-19, dengan cepat mengembangkan jalur produksi massal untuk pasokan medis seperti ventilator, alat uji, masker dan disinfektan.
Menurut angka terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Iran pada Jumat (8/5), 104.691 orang Iran terinfeksi virus COVID-19, 6.541 yang meninggal dan 83.837 orang yang sudah sembuh.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi mengatakan, Zarif sudah mengirim surat kepada kepala PBB Antonio Guterres, terkait penarikan ilegal Washington dari perjanjian nuklir Iran 2015 dan sanksi ilegalnya.
Mousavi mengatakan, Zarif mengingatkan kepala PBB tentang pelanggaran terang-terangan dan terus menerus Piagam PBB, khususnya melanggar pasal 25, mengancam kredibilitas dan kedaulatan PBB serta perdamaian dan keamanan internasional.
Pasal 25 mengharuskan negara-negara anggota PBB untuk mematuhi keputusan yang dibuat di Dewan Keamanan PBB, yang secara resmi mendukung kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2015.
Sejumlah pemimpin dan tokoh dunia, banyak di Amerika Serikat (AS) sudah meminta Washington untuk menghentikan sanksi sepihak terhadap Iran ketika negara itu bergulat dengan virus itu. Namun, Paman Sam tetap mengabaikannya.
KEYWORD :Sanksi Amerika Serikat Virus Corona Alat Uji Iran Mohammad Javad Zarif