Musim panas di Jepang (Foto: Getty Images)
New York, Jurnas.com - Sekelompok ilmuwan di University of Toronto menemukan bahwa musim tidak memiliki dampak pada penyebaran virus corona baru (Covid-19), setelah melakukan penelitian 144 wilayah di dunia.
Penelitian yang diterbitkan oleh Canadian Medical Association Journal tersebut menyatakan hampir tidak ada hubungan antara pertumbuhan epidemi berdasarkan lintang dan suhu.
Sebaliknya, studi itu mengungkapkan adanya hubungan yang kuat antara berkurangnya penyebaran virus dengan pembatasan pertemuan massal, penutupan sekolah, dan jarak sosial (social distancing).
"Dalam penelitian kami, hanya intervensi kesehatan masyarakat yang secara konsisten dikaitkan dengan penurunan pertumbuhan epidemi, dan semakin besar jumlah intervensi kesehatan masyarakat yang terjadi bersamaan, semakin besar pengurangan pertumbuhan," tulis para peneliti dikutip dari Fox Sports pada Minggu (10/5).
Peter Juni, salah satu penulis utama mengatakan, ia memahami bahwa "semua orang berharap virus tersebut bergantung pada musim."
"Hasil kami memiliki relevansi langsung, karena banyak negara, dan beberapa provinsi dan wilayah Kanada, sedang mempertimbangkan untuk mengurangi atau menghilangkan beberapa intervensi kesehatan masyarakat ini," ujar Juni dalam siaran pers.
"Virus tidak membutuhkan kondisi yang menguntungkan untuk menyebar," imbuh dia.
Profesor Dionne Gesink, seorang ahli epidemiologi dari University of Toronto mengatakan dalam rilisnya, "Musim panas tidak akan membuat Covid-19 pergi. Orang-orang penting tahu itu. Di sisi lain, semakin banyak intervensi kesehatan masyarakat di suatu daerah, semakin besar dampaknya pada memperlambat pertumbuhan epidemi."
Studi Toronto mengikuti studi lain yang telah mencari hubungan antara kondisi cuaca dan penyebaran virus.
Banyak yang berharap musim panas akan menghambat penyebaran Covid-19, seperti halnya flu musiman. Presiden Trump, sempat menyampaikan hal itu selama berminggu-minggu ketika virus itu menyebar ke seluruh Amerika Serikat.
Sebuah studi oleh MIT yang diterbitkan pada Maret lalu menemukan bahwa virus itu menyebar lebih cepat di tempat-tempat yang lebih dingin. Namun penelitian tersebut kini dianggap ketinggalan zaman.
Baik Rusia dan Brasil yang merupakan dua negara dengan musim bertolak belakang, saat ini memuncaki kasus baru harian dengan jumlah yang hampir sama. Pada Jumat lalu, Rusia mengonfirmasi 10.699 kasus baru, sementara Brasil mencatatkan 10.199 kasus baru.
KEYWORD :Virus Corona Musim Panas Penelitian Covid-19