Direktur PAUD Kemdikbud Muhammad Hasbi dalam kegiatan webinar `Pendidikan yang Membahagiakan Anak di Era Covid-19`, yang digelar oleh Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah, pada Senin (11/5)
Jakarta, Jurnas.com - Survei Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menemukan bahwa sebanyak 40 persen orang tua yang memiliki anak di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), tidak membayar biaya pendidikan selama pendemi virus corona baru (Covid-19).
Temuan ini disampaikan oleh Direktur PAUD Kemdikbud, Muhammad Hasbi dalam kegiatan Webinar `Pendidikan yang Membahagiakan Anak di Era Covid-19`, yang digelar oleh Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah, pada Senin (11/5).
"Dari survei yang kita lakukan, kita menemukan bahwa 40 persen orang tua tidak membayar biaya pendidikan selama pandemik. Ini perlu menjadi perhatian kita bersama," kata Hasbi melalui konferensi video.
Hal ini bukan tidak berdampak. Menurut Hasbi, dengan tidak membayar biaya pendidikan, pembayaran gaji guru PAUD juga ikut mandeg.
Terbukti dari survei tersebut, 51 persen respon mengaku dibayar penuh, 20,5 persen hanya digaji setengah, dan 28,5 persen mengaku tidak dibayar sama sekali. Padahal 92,6 persen satuan PAUD menerima Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP).
"Proporsi yang paling besar dari orang yang tidak membayar biaya pendidikan ada di TPA (taman penitipan anak), SPS (satuan PAUD sejenis), dan kelompok bermain. Sedangkan di TK, RA, atau BA proporsi yang tertinggi membayar tidak penuh," jelas Hasbi.
Hal senada juga disampaikan Ketua PP Aisyiyah Prof. Masyitoh Chusnan. Dia menuturkan, sejak diberlakukan belajar dari rumah akibat pandemi Covid-19, banyak guru-guru Aisyiyah di pelosok tidak mendapatkan honor bulanan.
Padahal, guru-guru tersebut menurut dia selama ini berjuang di garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa.
"Akhirnya 22 april lalu, jelang puasa, jajaran PP Aisyiyah dan Muhammadiyah semua bergerak untuk gerakan taawun sosial. Guru-guru jadi prioritas kami. Karena guru ujung tombak dakwah Muhammadiyah dan Aisyiyah," ujar Masyitoh.
"Betapa banyak di negeri ini gubernur berasal dari Aisyiyah Bustanul Athfal. Ini artinya peran guru itu luar biasa. Karenanya, dalam keadaan apapun mudah-mudahan tetap sabar dan bersyukur," sambung dia.
Pelibatan Orang Tua
Sementara Ahli PAUD sekaligus Rektor Universitas Yarsi, Prof. Fasli Djalal menekankan bahwa kolaborasi orang tua dan guru sangat penting untuk menyukseskan kegiatan belajar di rumah.
Orang tua, lanjut Fasli, tidak harus mendorong anak untuk terus menerus belajar, melainkan juga harus diselingi dengan kegiatan bermain. Fasli beralasan, bermain pun berguna untuk membentuk kreativitas anak.
"Dengan bermain anak jadi senang secara psikologis dia aman pembelajaran pun maksimal dia ingin mengeksplorasi karena dia ingin tahu berbagai aspek dari permainan tersebut itu dari dirinya," terang Fasli dalam kesempatan yang sama.
Karenanya juga orang tua harus tidak hanya dituntut mengajari, namun juga menghasilkan kesenangan, memberikan pengertian, memberi informasi dan imajinasi anak, merangsang kreativitas, dan dan mengembangkan potensi.
"Ketika kita buat dia menderita dan dia tidak dapat membangun kreatifitasnya, maka akhirnya konsep-konsepnya dia tidak bisa dia dapat. Padahal dengan bermain kita membangun kreatifitas," tandas Fasli.
Kegiatan webinar tersebut diikuti oleh ratusan guru Aisyiah di seluruh Indonesia, dihadiri oleh Ketua PP Aisyiyah Prof. Masyitoh Chusnan, Rektor Universitas Yarsi sekaligus Ahli PAUD Prof. Fasli Djalal, dan dimoderatori oleh Ketua LP3 Universitas Muhammadiyah Jakarta Herwina Bahar.
KEYWORD :Orang tua Covid-19 PP Aisyiyah Sekolah PAUD