New York City
New York, Jurnas.com - Kasus kematian akibat virus corona baru (Covid-19) di New York, Amerika Serikat (AS) menjadi yang terburuk di dunia menurut analisis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Dikutip dari Al-Arabiya pada Selasa (12/5), sepanjang 11 Maret-2 Mei, sekitar 24.000 lebih banyak orang meninggal di kota tersebut. Jumlah itu 5.300 lebih banyak dari pada yang disampaikan oleh otoritas resmi selama minggu-minggu itu.
Dilaporkan, banyak kematian akibat Covid-19 yang tidak terhitung karena seseorang meninggal di rumah, atau tanpa disadari bahwa mereka telah terinfeksi, menurut para peneliti di Departemen Kesehatan dan Kesehatan Mental Kota New York.
Supermodel 90-an Christy Turlington Bintangi Kampanye `Kekuatan Wanita` Donna Karan New York
Dikatakan, ketakutan publik atas penularan virus telah menyebabkan pasien penyakit jantung atau diabetes menunda pemeriksaan mereka ke rumah sakit.
"Melacak kelebihan kematian penting untuk memahami kontribusi pada tingkat kematian dari kedua penyakit Covid-19, dan kurangnya ketersediaan perawatan untuk kondisi non-COVID," demikian isi laporan tersebut.
Jurgen Klopp Tolak Tawaran Latih Timnas AS
Laporan itu juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pihak berwenang dalam menghitung jumlah manusia akibat krisis.
Kematian yang disebabkan oleh virus corona diyakini tidak terhitung di seluruh dunia, sebagian besar karena keterbatasan dalam pengujian dan berbagai cara negara menghitung kematian.
Hingga Minggu pekan lalu, New York City telah mencatat hampir 14.800 kematian yang dikonfirmasi oleh tes laboratorium, dan hampir 5.200 kematian yang mungkin terjadi di mana tidak ada tes yang tersedia, tetapi dokter cukup yakin untuk menulis virus pada sertifikat kematian.
KEYWORD :New York Amerika Serikat Virus Corona Covid-19