Presiden Iran, Hasan Rouhani (Foto: Abedin Taherkenareh/EP)
Teheran, Jurnas.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, pemerintahan saat ini di Amerika Serikat (AS) melebihi semua pendahulunya dalam hal kejahatan.
Berbicara di sidang kabinet di Teheran pada Rabu (13/5), Rouhani menggambarkan pemerintahan AS yang berkuasa sebagai yang terburuk dan paling jahat dalam sejarah negara sejauh ini. "AS selalu bertindak melawan negara-negara yang merdeka dan tertindas di dunia," katanya.
Pejabat AS yang sudah menjabat sejauh ini mempertahankan sanksi ilegal dan sepihak mereka terhadap Republik Islam, sementara negara itu sedang menghadapi wabah virus corona yang mematikan.
Rouhani megnatakan, AS menyulitkan ekspor obat-obatan ke Iran dengan mempertahankan sanksi yang diberlakukan kembali pada 2018 setelah meninggalkan perjanjian nuklir yang didukung PBB antara Teheran dan kekuatan dunia.
"Pemerintahan despotik yang tak tertandingi ini membuat Republik Islam dijatuhi sanksi ekstrem dan intens selama dua tahun, dengan kesulitan yang timbul diperparah dengan munculnya wabah virus corona di Iran," kata Rouhani.
Ia mengutip pembunuhan AS terhadap komandan anti-teror Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani saat dalam kunjungan resmi ke Irak pada Januari sebagai contoh permusuhan Washington yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"AS selalu menjadi (negara) teroris, tetapi dahsyatnya (aksi terornya di bawah pemerintahan saat ini) tanpa preseden," kata Rouhani. "Para penghuni Gedung Putih saat ini tidak pernah se-manusiawi ini, berhati dingin, dan kejam," tegasnya.
Rouhani juga menyoroti sikap Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo yang terkenal dengan pernyataan-pernyataan kasarnya yang berulang kali terhadap Republik Islam. "Ketika Anda melihat sekretaris negara mereka, ia tampaknya tidak mengetahui ABC politik," kata Rouhani.
Pompeo, elang Iran yang paling menonjol dari pemerintahan AS, tidak pernah berhenti mengangkat alis dengan tuduhannya tentang kegiatan domestik dan regional Iran.
Baru-baru ini, ia mengumumkan tekad agar Perserkatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperpanjang embargo senjata terhadap Teheran yang akan berakhir berdasarkan kesepakatan nuklir.
Padahal, Washington secara hukum dilarang mengambil tindakan semacam itu mengingat sudah keluar dari kesepakatan nuklir 2015. (Press TV)
KEYWORD :Kejahatan Amerika Serikat Donald Trump Mike Pompeo Hassan Rouhani