Sabtu, 23/11/2024 03:11 WIB

NATO Siap Mendukung Penyelesaian Konflik Libya

Pemerintah Libya melancarkan Operation Peace Storm pada 26 Maret untuk menangkal serangan di ibu kota.

Ilustrasi negara-negara NATO (foto: Middleeast)

Jakarta, Jurnas.com - Kepala Aliansi Militer NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa NATO siap untuk mendukung pemerintah Libya yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj.

Jens Stoltenberg mencatat bahwa NATO memiliki 30 mitra, yang pada banyak masalah memiliki posisi berbeda, tetapi menambahkan bahwa Turki tetap menjadi sekutu penting.

Dia juga menekankan bahwa NATO mendukung upaya PBB untuk solusi damai untuk konflik baik di Libya dan Suriah.

"Di Libya ada embargo senjata yang perlu dihormati oleh semua pihak," kata Stoltenberg dilansie Middleeast, Jumat (15/05).

"Namun, ini tidak berarti menempatkan pada tingkat yang sama pasukan yang dipimpin oleh Khalifa Haftar dan pemerintah Fayez al-Sarraj, satu-satunya yang diakui oleh PBB," tegasnya.

"Untuk alasan ini, NATO siap memberikan dukungannya kepada pemerintah Tripoli," katanya.

Pemerintah Libya, juga dikenal sebagai Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA), telah diserang oleh pasukan bersenjata panglima perang Haftar sejak April 2019.

Pasukan ilegal Haftar di Libya timur telah meluncurkan beberapa serangan untuk menangkap Tripoli, dengan lebih dari 1.000 tewas dalam kekerasan.

Pemerintah Libya melancarkan Operation Peace Storm pada 26 Maret untuk menangkal serangan di ibu kota.

Menyusul penggulingan mendiang penguasa Muammar Gaddafi pada 2011, pemerintah baru Libya didirikan pada 2015 di bawah kesepakatan politik yang dipimpin PBB.

KEYWORD :

Lembaga NATO Konflik Libya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :