Sabtu, 23/11/2024 07:40 WIB

Ini 4 Tips Sukses Jadi Guru untuk Anak di Rumah

Tips pertama ialah memastikan diri untuk tetap tenang. Orang tua, lanjut Lenny, harus terus menunjukkan dukungan terhadap anak, baik ketika belajar maupun bermain.

Webinar Wajah Baru PAUD di Indonesia pasca Pandemi Covid-19 (Sinergi Sekolah dan Keluarga)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) memberikan empat tips bagi para orang tua, yang saat ini sedang melakoni peran guru bagi anak di rumah.

Empat tips ini, menurut Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KemenPPPA, Lenny N. Rosalin dapat menjadi solusi bagi orang tua yang menghadapi kendala saat melaksanakan program belajar dari rumah akibat pandemi Covid-19.

Tips pertama ialah memastikan diri untuk tetap tenang. Orang tua, lanjut Lenny, harus terus menunjukkan dukungan terhadap anak, baik ketika belajar maupun bermain.

"Kedua fokus pada kebutuhan anak. Sebagai orang tua maupun pengasuh, harus mendukung perkembangan anak melalui identifikasi kebutuhan anak pada setiap fase perkembangan," terang Lenny dalam webinar `Wajah Baru PAUD di Indonesia pasca Pandemi Covid-19 (Sinergi Sekolah dan Keluarga)`, yang digelar oleh Prodi PG PAUD FKIP Uhamka, pada Sabtu (16/5).

Tips ketiga ialah memberikan rasa nyaman kepada anak, agar anak merasa bahwa mereka tidak sendiri. Lenny menuturkan, kerap kali selama proses belajar dari rumah, orang tua merasakan hal yang tidak menentu, stres, bahkan tertekan.

"Karena itu orang tua harus mencari dukungan dari sesama anggota keluarga untuk menguatkan dirinya," ujar Lenny.

Selanjutnya ialah mengambil jeda untuk diri. Tindakan ini menurut Lenny penting, agar orang tua dapat mengelola emosi, dan beristirahat sejenak untuk dirinya sendiri.

Selain tips menjadi guru bagi anak, Lenny juga membagikan empat faktor keamanan yang harus dijamin selama anak belajar di rumah.

Pertama ialah keamanan fisik. Orang tua, kata Lenny, harus memastikan keamanan secara fisik di dalam rumah, termasuk menjaga jarak (physical distancing) dengan anggota keluarga lainnya.

"Kedua, keamanan emosional, yakni menghindari rasa cemas, takut, dan malu dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan selama belajar dari rumah," kata dia.

Selanjutnya ialah keamanan psikologis. Lenny meminta orang tua menghindari sedini mungkin hal-hal yang dapat memicu trauma dan stres di rumah. Sebab pelaksanaan belajar dari rumah rentan mengakibatkan kebosanan pada anak.

"Kemudian yang keempat lingkungan yang mendukung. Yaitu, menciptakan kondisi yang dapat meningkatkan perkembangan karakter, kreativitas, dan intelektual anak," jelas dia.

Sementara Dekan FKIP Uhamka, Desvian Bandarsyah mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menyadarkan orang tua yang selama ini selalu menggantungkan urusan pendidikan anak terhadap sekolah.

Padahal dalam proses pendidikan anak, tiga aspek yakni rumah, sekolah, dan lingkungan merupakan hal yang berjalan beriringan.

"Situasi ini perlu diubah. Covid-19 memaksa orang tua membuka diri melihat perkembangan pendidikan anak-anaknya dalam masa krisis," ujar Desvian.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua PPA Majelis Dikdasmen sekaligus dosen PG PAUD Uhamka, Chandrawaty. Menurut dia, di masa pandemi ini guru PAUD tidak hanya dituntut aktif berkomunikasi dengan orang tua siswa, namun juga semakin melek teknologi digital.

Salah satu contohnya, guru PAUD harus mampu memanfaatkan mesin pencari di internet sebagai media pembelajaran, antara lain buku cerita elektronik, dan materi pembelajaran dalam bentuk musik, lagu, video, maupun film.

"Pengelola PAUD juga harus mendorong guru melek teknologi untuk kreatif memanfaatkan teknologi dalam membuat media pembelajaran, dengan memperhatikan tingkat usia anak. Hal ini bisa dilakukan oleh guru yang tidak malas," kata Chandrawaty.

KEYWORD :

Tips Jadi Guru Orang Tua KemenPPPA FKIP Uhamka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :