Sabtu, 23/11/2024 14:39 WIB

Rusia: AS Tidak Berhak Perbaharui Sanksi PBB terhadap Iran

AS harus mengembalikan statusnya sebagai anggota Komisi Gabungan JCPOA dan memastikan kepatuhan penuh dengan perjanjian tersebut sebelum memperbarui sanksi PBB terhadap Iran.

Sebuah rudal diperlihatkan oleh tentara Iran selama parade yang menandai Hari Tentara Nasional di makam Imam Khomeini, tepat di luar Teheran, 18 April 2018. (Foto: Press TV)

Moskow, Jurnas.com - Pemerintah Rusia mengecam interpretasi Amerika Serikat (AS) yang salah tentang resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengabadikan kesepakatan nuklir tahun 2015.

Perwakilan Permanen Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina, Mikhail Ulyanov mengatakan, paragraf 10 dan 11 Resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) 2231 mengizinkan pengembalian sanksi Iran hanya melalui prosedur yang ditetapkan pada JCPOA, yang ditinggalkan AS pada Mei 2018.

"AS keliru bahwa paragraf 10 & 11 dari DK PBB 2231 memungkinkan AS memohon untuk mengembalikan sanksi PBB terhadap Iran. Mitra AS perlu membaca teks lebih cermat. Kedua paras jelas menunjukkan bahwa itu hanya dapat dilakukan melalui prosedur yang ditentukan dalam JCPOA," tulis Ulyanov di akun Twitternya.

Ulyanov mengatakan, AS harus mengembalikan statusnya sebagai anggota Komisi Gabungan JCPOA dan memastikan kepatuhan penuh dengan perjanjian tersebut sebelum memperbarui sanksi PBB terhadap Iran.

Ia lebih lanjut menggambarkan mereka yang menentang JCPOA tidak berdaya dan tidak tahu dan menggunakan kritik menghina setelah kehabisan argumen.

"Lawan #Kesepakatan Iran tidak berdaya dan bahkan tidak tahu. Pada awal perselisihan, mereka memberikan 2-3 argumen dan slogan. Segera setelah argumen dan slogan-slogan ini habis, mereka beralih ke menghina lawan tanpa pembenaran yang tepat. Tidak mengejutkan! "

DK PBB mendukung JCPOA di bawah Resolusi 2231, setelah itu 15 anggota badan sepakat untuk mengangkat embargo PBB atas penjualan senjata konvensional ke Iran pada 18 Oktober 2020.

Meskipun bukan lagi pihak JCPOA, Washington baru-baru ini meluncurkan kampanye untuk memperbarui larangan senjata Iran yang diberlakukan sejak 2006/2007 melalui resolusi di DK PBB.

Untuk menghindari veto dari Rusia dan China, AS mangaku secara hukum tetap menjadi partisipan dalam pakta nuklir hanya untuk memperbaharui kembali sanksi PBB, yang telah berlaku terhadap Iran sebelum tinta JCPOA.

Teheran mengatakan Washington, melalui penarikan sepihak dari JCPOA, kehilangan semua hak untuk memiliki suara dalam perjanjian.

Pada Kamis pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, AS menyadari di masa depan bahwa tindakan bermusuhan yang telah mereka ambil untuk merusak perjanjian akan merugikan mereka sendiri.

KEYWORD :

Kesepakatan Nuklir Embargo Senjata Rusia Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :