Logo perusahaan Huawei
Beijing, Jurnas.com - Pemerintah China menegaskan akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan China, menyusul peraturan ekspor terbaru Amerika Serikat (AS) yang membatasi bisnis Huawei.
"China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China," kata Kementerian Perdagangan (Kemendag) China dalam sebuah pernyataan pada Minggu (17/5).
Pernyataan itu lebih lanjut menyebut tindakan AS sebagai ancaman serius bagi rantai pasokan global. Karena itu, China mendesak Washington untuk segera menghentikan kebijakannya tersebut.
"AS menggunakan kekuatan negara, di bawah apa yang disebut alasan keamanan nasional, dan menyalahgunakan langkah-langkah kontrol ekspor untuk terus menindas dan mengandung perusahaan tertentu dari negara lain," kata pernyataan itu.
Pekan lalu, AS memblokir pasokan chip global ke Huawei, memicu kekhawatiran soal pembalasan China hingga berisiko merugikan saham produsen komponen chip AS. Aturan baru mulai berlaku pada Jumat 15 Mei 2020 dengan masa tenggang 120 hari.
Kemendag China mengatakan pembatasan baru akan sempit dan strategis menargetkan akuisisi semikonduktor Huawei yang merupakan produk langsung dari perangkat lunak dan teknologi AS tertentu.
Beijing mengecam langkah itu, mendesak Washington untuk menghentikan penindasan yang tidak masuk akal dari Huawei serta perusahaan-perusahaan China lainnya.
Aturan terbaru akan melarang perusahaan asing yang menggunakan teknologi AS dari pengiriman semikonduktor ke Huawei tanpa izin Paman Sam terlebih dahulu.
Aturan itu juga akan memutus akses Huawei ke salah satu pemasok utamanya, pembuat chip Taiwan TSMC, yang juga memproduksi chip untuk Apple dan perusahaan teknologi lainnya.
Pembatasan terbaru adalah perang baru AS-China untuk mendominasi teknologi global. AS tidak ingin Tiongkok mendominasi jaringan seluler 5G dan berusaha meyakinkan negara lain agar tidak menggunakan peralatan perusahaan China untuk 5G.
Huawei, yang dianggap sebagai pemimpin dunia dalam peralatan 5G super cepat dan produsen smartphone nomor dua dunia, berada di bawah tekanan tanpa henti dari Washington, yang melobi sekutunya tidak menggunakan peralatan telekomunikasi tersebut karena masalah keamanan.
Washington telah berulangkali menuduh raksasa teknologi China itu melakukan upaya puluhan tahun untuk mencuri rahasia dagang dari perusahaan-perusahaan Amerika. Huawei berulang kali membantah tuduhan itu.
Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump memasukkan daftar hitam Huawei untuk memblokir perusahaan dari mendapatkan kontrak peralatan telekomunikasi AS dan mencegah transfer teknologi AS ke perusahaan China.
Washington menuduh Beijing menggunakan Huawei untuk memata-matai komunikasi dari negara-negara yang menggunakan produk dan layanannya. (Press TV)
KEYWORD :Perang Dagang China Amerika Serikat Donald Trump Teknologi Huawei