Ketua Bamusi, Zuhairi Misrawi
Jakarta, Jurnas.com - Organisasi sayap keislaman PDI Perjuangan, Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) menggelar kajian tentang pemikiran keislaman Bung Karno selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Ketua Bamusi Zuhairi Misrawi menjelaskan, ajaran dan pemahaman Islam yang digali Bung Karno hadir sebagai khazanah keislaman yang membentuk rasa cinta tanah air, dan memahami Islam dalam perspektif pembebasan bangsa Indonesia agar sejati-jatinya Merdeka.
"Sejak tahun 1940-an, Bung Karno sudah menggelorakan ‘Cinta Tanah Air adalah bagian dari iman’ atau yang dikenal hubbul wathan minal iman," jelas Zuhairi, Minggu (24/5/2020).
Cendekiawan Nahdlatul Ulama ini menjelaskan, Bung Karno menggali api Islam dalam rangka membangun pemahaman keislaman yang sejalan dengan semangat kebangsaan, kemanusiaan, dan keadilan sosial.
Selama masa pembuangan di Ende, tutur Zuhairi, Bung Karno terus menggelorakan Islam sebagai agama yang mendorong kemajuan dan perdamaian. Sebab itu, tauhid dan kecintaan kita pada Nabi Muhammad SAW harus mampu membentuk kepribadian dan karakter negeri ini.
"Kita semua, khususnya umat Islam harus mensyukuri rahmat Tuhan atas kemerdekaan dan lahirnya Pancasila sebagai titik-temu (kalimatun sawa) seluruh elemen bangsa," papar Zuhairi mengutip salah satu pesan Proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia.
Ia juga menyebut Bung Karno selalu membangun hubungan baik dengan dua ormas Islam terbesar di negeri ini, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, serta beberapa ormas lainnya.
Kehadiran sejumlah ormas tersebut, lanjut Zuhairi, terbukti menjadi bagian penting dalam pembentukan negeri ini dan berperan besar dalam menjaga keutuhan negeri ini. Sebab itu, pemikiran keislaman Bung Karno dapat disebut sebagai Islam Nusantara yang Berkemajuan untuk Indonesia Raya.
Dikatakan pula bahwa Bung Karno mengajak umat Islam agar selalu bergandengan tangan bersama umat agama-agama yang lain dalam membangun negeri ini. Sebab watak negeri ini adalah gotong-royong, kolaborasi, dan kebersamaan.
"Bung Karno menyatakan, bahwa di negeri ini tidak ada lagi istilah mayoritas dan minoritas, karena kita sudah memilih negara kesatuan yang ramah terhadap semua agama di negeri. Seluruh agama di negeri ini berlomba-lomba dalam kebajian," paparnya.
Kata Zuhairi, Bung Karno mendapatkan gelar Pahlawan Islam dan Kemerdekaan dari negara-negara Islam Asia Afrika pada tahun 1965. Terbukti pula Bung Karno berhasil memperjuangkan kemerdekaan dan mempersatukan negara-negara Islam.
Bahkan, lanjut Zuhairi, Bung Karno dikenang karena mempertahankan al-Azhar, Mesir serta menemukan dan membangun makam Imam Bukhari, ulama ahli hadis ternama di dunia Islam.
Demikianlah, seluruh pemikiran keislaman Bung Karno dikupas tuntas oleh KH. Zuhairi Misrawi, cendekiawan Nahdlatul Ulama, alumnus Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir, dan disebarluaskan sebanyak 30 episode di kanal youtube ISLAM RAMAH TV selama bulan Ramadhan.
Hingga saat ini ada 15.000 penonton di Youtube, menjangkau 100.000 penonton di twitter, dan 350.000 penonton di Facebook, serta disebarluaskan setiap barinya ke 1,7 juga kader PDI Perjuangan di seluruh nusantara.
Bung Karno Bamusi Zuhairi Misrawi Api Islam