Bendera kebangsaan Iran. (Foto: Leonhard Foeger/Reuters)
Teheran, Jurnas.com - Eksportir Iran mengatakan tidak khawatir dengan larangan impor dan tarif yang lebih tinggi yang dikenakan di wilayah semi-otonom Kurdistan di negara tetangga Irak. Alasanya, mereka masih memiliki pelanggan lain untuk mengisi kesenjangan.
Anggota Senior Kamar Dagang Bersama Iran-Irak, Seyyed Hamid Hosseini mengatakan, keputusan di wilayah Kurdistan Irak untuk melarang atau mengenakan tarif yang lebih tinggi pada impor 30 barang dan produk ke wilayah itu tidak akan mempengaruhi situasi umum perdagangan di Iran.
Kurdistanmenjadi tujuan utama ekspor Iran selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak serangkaian sanksi Amerika Serikat (AS) atas penjualan minyak Iran menyebabkan lonjakan besar dalam ekspor produk dan barang non-minyak mentah dari negara tersebut.
Namun, wilayah tersebut memberlakukan larangan impor barang-barang tertentu secara berkala, terutama makanan pertanian, karena berupaya mempertahankan keseimbangan dalam persediaan dan memperkuat produksi dalam negeri yang rapuh.
Hosseini mengatakan pihak berwenang Kurdistan akan dipaksa untuk mencabut larangan dalam hitungan bulan.
"Pengalaman menunjukkan bahwa keputusan seperti itu akan dibatalkan setelah satu atau dua bulan. Kalau tidak, barang yang dilarang akan diimpor melalui penyelundupan atau melalui saluran perdagangan lainnya," kata Hosseini pada Minggu (24/5).
Hosseini bersikeras bahwa eksportir Iran akan meningkatkan pasokan mereka ke pelanggan lain sementara itu untuk mengkompensasi kerugian yang diderita atas larangan dan tarif baru di Kurdistan.
Sebagian besar tarif baru yang dikenakan oleh Kurdistan akan memengaruhi produk pertanian Iran, terutama buah dan sayuran yang populer di wilayah Irak.
Hosseini mengatakan, Iran tidak dapat mengharapkan Kurdistan menjadi tempat pembuangan kelebihan pasokan pertaniannya. Menurutnya Iran harus harus merevisi program-program produksinya untuk mengurangi dampak tarif periodik yang diberlakukan di negara lain. (Press TV)
KEYWORD :Tarif Impor Baru Irak Negara Iran Produk Pertanian Seyyed Hamid Hosseini