Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati
Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati menilai wacana pemberlakukan `New Normal` akan tetap sulit membantu dan menyelamatkan perekonomian Indonesia ditengah kondisi perekonomian indonesia yang sedang menurun.
Selain itu, Anis juga menganggap `New Normal` yang kini sedang disosialisasikan pemerintah juga belum bisa diterapkan.
Sebab, wabah virus asal Wuhan, China itu masih terus bergerak dan masih cukup tinggi dengan rata-rata 400 kasus positif setiap hari.
Jokowi: Inflasi Terkendali di Kisaran 2-3 Persen
Bahkan pada 21 Mei lalu, terjadi peningkatan kasus positif corona sebanyak 973 orang.
"Saat ini saja, PSBB belum bisa dikatakan efektif, masih banyak masyarakat beraktifitas keluar rumah tanpa masker atau tanpa jaga jarak," kata Anis, melalui keterangannya, Rabu (27/05/2020).
Selain itu, Anis juga menyoroti kesiapan pemerintah dalam menyediakan fasilitas Kesehatan yang memadai.
Dengan kurva yang masih naik dan aktivitas masyarakat yang akan kembali dibuka, kemungkinan penambahan pasien positif dalam jumlah besar akan sangat nyata.
APBN dan APBD Berperan Penting bagi Perekonomian
“Jika pemerintah memaksakan diri menerapkan new normal, menurut saya justru akan mengkhawatirkan. Sebab, peningkatan aktivitas masyarakat akibat kebijakan itu bisa berpotensi menambah jumlah kasus virus corona di dalam negeri," katanya.
Anis menegaskan, meskipun New normal diberlakukan secara efektif, daya angkat industri terhadap perekonomian juga tetap tidak akan sama dan tidak akan sekuat ketika sebelum pandemi covid-19 terjadi.
Hal ini karena `New Normal` diberlakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, di mana physical distancing tetap dilakukan dan para pekerja yang berusia di atas 45 tahun tidak bisa masuk kerja.
“Faktor ini akan mempengaruhi struktur pekerja di perusahaan-perusahaan,” kata Anis.
Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk benar-benar melakukan kajian yang matang soal skenario dan dampak new normal kepada kesehatan masyarakat dan perekonomian.
"Jangan sampai pemberlakuan kebijakan new normal membuat jumlah kasus justru makin bertambah dan membuat pemulihan ekonomi menjadi makin lama untuk Indonesia,”ujar dia.
KEYWORD :New Normal Ekonomi Anis Byarwati