Jahe parut dari lahan pekarangan. (Foto: Ist)
Jambi, Jurnas.com - Berbagai produk pertanian seketika naik daun karena mampu meningkatkan imunitas tubuh untuk mencegah penularan virus COVID-19. Misalnya, jahe merah yang kini banyak digemari masyarakat untuk dikonsumsi atau dicampurkan dalam ramuan empon-empon.
Peluang ini dimanfaatkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Serasi yang berlokasi di kecamatan Pelayangan Provinsi Jambi membuat serbuk jahe. Ibu-ibu yang berjumlah 30 orang ini memanfaatkan lahan pekarangan untuk menghasilkan berbagai jenis tanaman pangan, sayuran dan rempah-rempah.
Ketua KWT, Ngati mengatakan, kelompoknya memanfaatkan hasil dari produksi di lahan pekarangan yang berupa tanaman obat keluarga (Toga) khususnya tanaman jahe agar memiliki nilai tambah (jual).
"Kami berharap tanaman jahe kami bermanfaat untuk membantu kebutuhan dalam keluarga. Selain itu dengan dibuat menjadi serbuk jahe ini akan menggiatkan masyarakat pada umumnya untuk menanam jahe sebagai sumber tambahan pendapat keluarga," ujar Ngati.
Ngati menceritakan, sejak virus corona mewabah, produksi jahe kelompoknya meningkat. "Produksi kami mencapai 50 kg setiap bulannya, lalu kami kemas dalam kemasan 100 gram dengan harga 10.000 kg," terangannya.
"Jahe yang kami gunakan adalah jenis jahe merah dan Alhamdulillah, kini permintaan melonjak hingga 100%. Ini berkat juga Dukungan dan pendampingan penyuluh pertanian," sambungnya.
Seperti diketahui saat ini pemakaian obat tradisional yang berasal dari tanaman rimpang seperti jahe merah tidak hanya digunakan bagi mereka yang tinggal di pedesaan, namun sudah diminati pula oleh masyarakat perkotaan.
Rumi selaku penyuluh pendamping juga tak hentinya mengingatkan anggota KWT Serasi kepada petani dan pelaku usaha pertanian untuk patuh pada protokol Kesehatan WHO.
"Jaga jarak, jangan berkerumun dan kenakan masker. Rajin cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir," ujar Rami.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo selalu menekankan agar pertanian tidak berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional serta meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia agar lebih baik.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga menegaskan sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm terutama pasca panen dan olahannya untuk menaikkan nilai pertanian.
"Saat ini, aktivitas penyediaan pangan mulai dari hulu sampai hilir juga tidak boleh berhenti. Dalam masa COVID-19 ini, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian khususnya di bidangi off-farm," terang Dedi.
KEYWORD :Virus Corona Lahan Pekarangan Tanaman Obat Pandemi