Pejalan kaki memakai masker untuk menghindari virus corona ketika kota-kota Iran (Foto: IRNA)
Teheran, Jurnas.com - Iran menyangkan sejumlah warganya yang mengabaikan aturan jarak sosial. Laporan terakhir menyebutkan lebih dari 3.000 terinfeksi virus corona baru dalam gelombang puncak kedua.
"Fakta bahwa orang menjadi benar-benar ceroboh tentang penyakit ini sangat memprihatinkan," kata Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki pada Selasa (2/6).
"Mereka entah memiliki kepercayaan total pada kita atau mengira virus corona telah hilang. Yang terakhir ini tidak benar sama sekali," sambungnya.
Pernyataannya itu disampaikan setelah Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour mengatakan, 3.117 kasus baru dikonfirmasi di Iran dalam 24 jam terakhir. Sehingga, jumlah kasus keseluruhan menjadi 157.562.
Infeksi berada pada lintasan yang meningkat di republik Islam itu sejak mencapai level terendah hampir dua bulan pada 2 Mei. Infeksi mereka mencapai titik tertinggi pada 30 Maret setelah mencapai 3.186.
Jahanpour mengatakan virus itu telah merenggut 64 nyawa lain dalam satu hari terakhir, meningkatkan jumlah kematian keseluruhan menjadi 7.942.
Beban kasus terbaru mendekati jumlah harian tertinggi untuk COVID-19 yang paling mematikan di Timur Tengah.
Terkait Perang Gaza, Yordania Gagalkan Rencana Pengiriman Senjata untuk Penentang Monarki
Pemerintah Iran sudah sebagian besar mencabut pembatasan yang diberlakukan untuk membendung wabah yang pertama kali muncul pada pertengahan Februari.
Para ahli baik di dalam maupun luar negeri telah menyuarakan skeptis tentang angka resmi Iran, mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. (ISNA)
KEYWORD :Kasus Corona Iran Timur Tengah Social Distancing